RADARSEMARANG.COM – Nahdlatul Ulama (NU) bukan sekedar organisasi warga muslim. Tetapi juga akidah dalam beribadah. Yakni dengan memegang teguh ajaran Ahlussunnah Wal Jamaah (Aswaja).
Sebab, NU didirikan oleh KH Hasyim Asyari adalah untuk memperbaiki moral dan akidah umat Muslim.
Hal itu dikatakan Ketua Pengurus Cabang (PCNU) Kendal, Dr KH Muhammad Mustamsikin. Menurutnya, NU adalah organisasi keagamaan umat Islam yang menjunjung nilai-nilai toleransi dalam keberagaman.
Sehingga sangat cocok diterapkan di Indonesia yang masyarakat plural. Dengan berbagai suku, ras dan agama maupun aliran kepercayaan. “Pendiri bangsa ini tidak lepas dari peran serta NU. Bahkan turut merumuskan Pancasila dan UUD 1945 yang menjadi dasar negara,” katanya.
Makanya, dalam berdakwah, NU menyesuaikan dengan Kultur maupun budaya warga sekitar. Seperti tahlilan, barzanji (salawat Nabi Muhammad) dan sebagainya. “Sehingga bisa diterima masyarakat,” jelasnya.
Termasuk di Kendal, NU juga diajarkan secara ramah dan cinta damai. Tidak terlalu ekstrim maupun memberatkan. Sebab Islam adalah Rahmatan Lil Alamin, artinya menjadi rahmat bagi alam semesta.
NU itu mengambil tawasuth atau mengambil jalan tengah. Ajarannya rata-rata mengikuti madzhab Imam Syafi’i. “Meskipun di NU itu boleh mengambil madzhab dari tiga Imam lainnya. Imam Maliki, Imam Hambali dan Imam Hanafi,” ujarnya
Karena bisa menyesuaikan dengan kultur dan budaya setempat, NU bisa berkembang dimanapun. Bahkan di Belanda, yang Islam tidak bisa berkembang, nyatanya Islam tumbuh di sana dengan bahkan sudah ada NU.
“Namanya PCNU Istimewa, tidak hanya di Belanda bahkan hampir di banyak negara,” ucapnya.