RADARSEMARANG.COM, Kendal – Kecerdasan intelektual harus dibarengi dengan kecerdasan spiritual dan emosional. Selama ini banyak sekolah yang terkesan mengesampingkan pendidikan adab atau akhlak. Tapi lebih mengedepankan kecerdasan intelektual semata.
“Padahal kecerdasan spiritual merupakan pondasi kehidupan. Sebab kecerdasan spiritual menjadi dasar untuk membentuk sikap jujur dan tanggung jawab,” kata Ketua LP Ma’arif NU Kendal, Achmad Choiron saat peluncuran Pondok Pesantren Majma’ul Hidayah, Sabtu (19/11) malam.
Ia menilai selama ini pendidikan formal terkesan hanya mengejar ilmu duniawi saja. Padahal ilmu agama dan pendidikan budi pekerti sangatlah penting. “Jangan euforia anak muda sekarang yang tidak mementingkan budi pekerti ini terus berlanjut,” tambahnya.
Achmad Choiron mendukung pendirian pondok pesantren dan bisa ditiru sekolah Ma’arif yang lain sehingga menjadi nilai tambah. Sebab pesantren tidak diragukan lagi menjadi basis pendidikan akhlak.
Ketua BP3MNU Al Hidayah, Sunari Sofyan, mengatakan peluncuran Ponpes Majmaul Hidayah dan pembangunan Masjid An Nahdliyah Nusanda sebagai upaya pengembangan pendidikan umum yang diimbangi pendidikan Islam. “Harapanny para santri di lingkungan Al Hidayah bisa berimbang antara ilmu dunia dengan ilmu agama,” ujarnya
Dari Pesantren, akan terbentuk insan yang berkarakter, disiplin dan pengetahuan agama yang kuat. “Sehingga menjadi generasi emas untuk memajukan bangsa,” ujarnya.
Pengelola Ponpes Majmaul Hidayah Kendal, Sudi Mudiyono mengatakan, pondok pesantren untuk memenuhi kebutuhan spiritual siswa terutama yang berdomisili jauh dari lingkungan SMK NU 01 Kendal.
Sudah ada 19 santri putra yang masuk pesantren, dan konsep yang diberikan adalah salaf dan tahfidz. Sedangkan pembangunan Masjid An Nadhliyah Nusanba menurut Kepala SMK NU 01 Kendal, Achit Abdul Rohman karena daya tampung Mushola An-Nur di dalam lingkungan sekolah hanya bisa menampung 50 jamaah.
“Karena tidak mampu memenuhi kebutuhan salat berjamaah seluruh keluarga besar SMK NU 01 Kendal yang berjumlah sekitar 1.080 peserta didik, maka kami membangun masjid yang representatif,” tambahnya. (bud/fth)