RADARSEMARANG.COM, Kendal – Jumlah kasus orang dengan HIV/AIDS (ODHA) di Kendal cukup tinggi. Dinas Kesehatan (Dinkes) mencatat hingga pertengahan tahun ini ada 1.341 kasus.
Rinciannya, HIV ada 752 kasus, sisanya 589 kasus AIDS. Sementara penderita yang meninggal mencapai 432 orang. Itu terhitung sejak tahun 2000.
Plt Kepala Dinkes Kendal Parno mengatakan, tahun ini hingga akhir Agustus, sudah ada 67 orang yang terkena HIV dan 42 orang terkena AIDS. “Masih cukup tinggi, ketimbang kabupaten lain,” katanya, kemarin (1/9).
Faktor tingginya kasus HIV/AIDS karena seks bebas. Masih banyak pemakai jasa seks bebas tidak menggunakan alat kontrasepsi. Dinkes pun akan menggencarkan penyuluhan mengenai bahayanya seks bebas.
“Kami akan menggandeng tokoh agama, tokoh masyarakat dan pemuda, untuk ikut melakukan sosialisasi tersebut,” jelasnya.
Selain itu, pihaknya juga melakukan pemeriksaan kesehatan bagi para pemandu karaoke di tempat-tempat karaoke. “Angka kematian karena HIV/AIDS, sejak tahun 2000 hingga 2022 juga tinggi. Ini dimungkinkan karena wabah Covid-19. Akibatnya kekebalan tubuhnya berkurang,” jelasnya.
Menurut aktivis HIV/AIDS Kendal, Sunarti, meningkatnya kasus Aids dimungkinkan karena penutupan 2 lokalisasi di Kendal. Akibatnya, banyak Pekerja Seks Komersial (PSK) yang dulunya ‘praktik’ di lokalisasi, berpindah di jalan dan online.“Akhirnya mereka tidak terkontrol kesehatannya,” kata Sunarti.
Sunarti menjelaskan, pada 2021 kasus HIV di Kendal ada 58 orang dan AIDS 56 orang. Tahun ini hingga Agustus, kasus HIV di Kendal sudah ada 67 orang dan Aids 42 orang.
Ia mengimbau kepada PSK supaya tetap menjalani pemeriksaan rutin untuk kesehatannya.
“Kami juga minta kepada pemerintah untuk terus melakukan sosialisasi kepada masyarakat dan pelajar mengenai bahayanya seks bebas dan sesama jenis,” pungkas Sunarti. (bud/zal)