RADARSEMARANG.COM – Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIB Kendal terus berinovasi untuk mengembangkan agroindustri. Bahkan, kini telah menjalin kerja sama dengan owner Singkong Keju D-9 Salatiga dan sebuah pabrik rokok.
Lapas Terbuka Kendal menempati lahan seluas 107 hektare. Lahan di lapas ini memiliki potensi luar biasa. Selain pertanian dan perkebunan, lahan produktif tersebut dimanfaatkan untuk peternakan.
Kepala Lapas Terbuka Kelas IIB Kendal Rusdedy mengatakan, lapas yang dipimpinnya memiliki konsep agroindustri. Di mana napi yang tinggal diajari tentang cara bertani, berkebun, beternak, dan membudidaya ikan tawar maupun ikan payau.
Lapas produktif terbuka ini, diakuinya, memang disiapkan untuk mengajari para napi bekerja, bersosial, dan bermasyarakat. Caranya, para napi diberikan ilmu dan keterampilan tentang pengolahan lahan. Baik itu bertani, beternak, atau berkebun. “Sehingga saat bebas, mereka bisa hidup mandiri dan diterima oleh keluarga dan masyarakatnya,” tuturnya.
Napi yang menempati Lapas Terbuka Kendal merupakan napi pindahan dari berbagai lapas maupun rumah tahanan (rutan) di Jateng. Mereka sengaja dikirim karena telah menunjukkan sikap baik dan telah menjalani 2/3 dari masa pemidanaan. “Jadi, WBP (warga binaan pemasyarakatan) ini sedang menjalani asimilasi atau proses pembauran,” ujarnya.
Selama ini, kata dia, lahannya dimanfaatkan untuk menanam berbagai macam jenis pertanian, seperti aneka sayuran, padi, dan jagung. Selain itu, peternakan ikan, ayam petelur, dan sebagainya.
“Kami kelola dengan pihak ketiga sebagai penyedia bibit dan pupuk. Hasilnya untuk para napi, jadi mereka di sini seperti bekerja yang mendapatkan bayaran,” katanya.
Bahkan baru-baru ini, Lapas Terbuka Kendal dilirik oleh pemilik usaha Singkong Keju D-9 Salatiga, Hardadi. Disepakati kerja sama untuk menyediakan bahan baku singkong. Hardadi juga memanen singkong yang ditanam di area Lapas Terbuka Kendal.
“Kami dari Singkong Keju D-9 siap melakukan kerja sama. Tujuan kerja sama tentunya tidak hanya materi saja. Tapi juga edukasi dan pembinaan. Supaya ke depan lebih baik. Sehingga teman-teman di Lapas Terbuka Kendal punya usaha mandiri di tempat tinggalnya nanti,” kata Hardadi.
Tidak hanya Singkong Keju D-9, Lapas Terbuka Kendal juga diajak bekerja sama oleh pabrik rokok. Yakni, dengan memanfaatkan potensi sumber daya alam untuk ditanami tembakau. “Bahkan kami siap untuk mendirikan pabrik pembuatan rokok. Tentunya, operasional pabrik nantinya harus WBP atau napi,” ujar Rusdedy.
Saat ini, kerja sama tersebut diawali dari bekerja sama dengan Dinas Perindustrian dan Tenaga Kerja Kendal. Yakni, dengan memberikan program pelatihan kerja kepada para napi di Lapas Terbuka Kendal.
Koordinator Sarpras Industri Dinas Perindustrian Kabupaten Kendal M Abdul Ghofur mengaku, sangat mendukung program terobosan program pembinaan lapas. “Prinsipnya kami siap memberikan bekal pelatihan kerja kepada WBP,” tutur Ghofur. (bud/aro)