RADARSEMARANG.COM, Kendal – Sungai Kendal merupakan salah satu sungai yang menjadi perhatian pemkab. Utamanya saat musim penghujan. Debitnya kerap meluap hingga membanjiri permukiman. Sebagai antisipasi, pemkab mulai melakukan pengerukan sedimentasi. Kali ini dilakukan sepanjang 750 meter aliran sungai.
Pengerukan sudah dilakukan sepekan ini. Mulai wilayah Kelurahan Balok, Patukangan, Ngilir, Bandengan, hingga Pekauman, Kecamatan Kendal. Endapan lumpur di kawasan tersebut cukup parah. Bahkan selama ini luberan air sungai berdampak ke 11 kelurahan di Kecamatan Kendal.
Koordinator Kelompok Pengelola (Korpokla) Wilayah Bodri Nur Kholis mengatakan, pengerukan sedimentasi Sungai Kendal ini rutin dilakukan setiap tahun. Tahun ini, pengerukan dimulai dari jembatan Masjid Agung Kendal ke arah utara sampai ke wilayah Kelurahan Bandengan. Sedangkan pengerukan dari masjid Agung Kendal ke wilayah selatan akan dilakukan tahun depan.
“Pengerukan sudah berjalan sepekan. Ini karena banyak keluhan warga yang terkena dampak pendangkalan sungai, sedimentasinya tinggi. Mereka sering kebanjiran kalau hujan lebat dan terjadi rob,” katanya.
Zamakhsyari, warga Patukangan-Kendal mengatakan, untuk mengatasi banjir tidak hanya dilakukan pengerukan sungai saja. Namun perlu penghijauan di wilayah Kendal atas. Menurutnya, kondisi wilayah pegunungan yang gundul menyebabkan erosi tanah masuk ke sungai, sehingga sungai menjadi cepat dangkal.
“Ya percuma saja dikeruk, kalau daerah atas tetap gundul. Karena tanah dari atas akan masuk ke sungai dan terbawa arus ke sini. Sehingga cepat dangkal lagi. Saya harap wilayah Kendal atas juga dilakukan penghijauan,” ujarnya.
Sementara itu, Wawan, operator ekskafator mengaku, dalam pengerukan lumpur di Sungai Kendal terkendala bangunan di trotoar serta kabel listrik. Itu membuat alat berat kesulitan menjangkau keseluruhan aliran sungai. Dua ekskavator dan enam armada truk dam diturunkan untuk aktivitas pengerukan. (dev/zal)