RADARSEMARANG.COM, Kendal – Hujan semalaman membuat air Sungai Kendal meluap. Akibatnya, tujuh kelurahan di Kecamatan Kendal terendam banjir Selasa (7/6).
Tujuh kelurahan yang terendam banjir limpasan Sungai Kendal di antaranya Kelurahan Langenharjo, Kebondalem, Patukangan, Ngilir, Balok, Pekauman, hingga Bandengan.
Banjir juga menggenangi sebagian ruas jalan. Yakni di Jalan Pahlawan, Jalan Habiproyo, dan Jalan Masjid. Selain itu, air limpasan Sungai Kendal juga masuk ke gang-gang jalan di pemukiman yang terkena banjir.
Bahkan, masuk ke dalam rumah warga dan beberapa sekolah.”Air masuk ke dalam rumah mulai jam 11 malam. Airnya naik terus. Ini banjir paling tinggi sepanjang tahun ini,” ungkap Tatik, 48, warga Kebondalem RT 2 RW 1 kepada RADARSEMARANG.COM.
Tatik membeberkan, sedimentasi Sungai Kendal sudah dangkal. Jika hujan deras, otomatis air sungai meluap. Dia berharap, ada pengerukan lumpur sungai.”Belum lagi kalau hujannya deras banget, ada limpasan air dari Kali Kancar. Air di sungai Kendal bludak,” keluhnya.
Sutrisno, 61, warga Banyutowo, Kecamatan Kendal, juga mengeluhkan hal serupa. Di wilayahnya juga terkena limpasan luapan Sungai Kendal. Meski barang-barang di rumahnya aman, namun dia kesulitan beraktivitas lantaran lantai rumahnya becek terendam air banjir.
Sementara itu, Kepala SD N 1 Langenharjo Rusiyam mengatakan, banjir ini membuat siswanya terpaksa melaksanakan Penilaian Akhir Tahun (PAT) di rumah masing-masing. Itu karena seluruh ruang kelas dan musala terendam air banjir.
“Ada 6 kelas dan musala yang terendam. Hanya 3 sampai 5 sentimeter tinggi airnya. Tapi kami khawatir anak-anak masuk angin, jadi mereka ke sekolah cuma ambil soal ujian terus mengerjakan di rumah,” terangnya.
Menurutnya, banjir kali ini cukup parah. Karena sudah masuk ke setiap ruangan kelas di sekolahan. Padahal, area halaman SDN 1 Langenharjo baru ditinggikan.”Area halaman dan ruang kelas juga baru saja ditinggikan buat antisipasi kalau banjir biar air gak masuk,” jelasnya.
Rusiyam berharap, lumpur Sungai Kendal bisa segera dikeruk. Sehingga ketika banjir datang limpasan airnya tidak masuk ke ruang kelas.”Supaya anak-anak nyaman juga belajarnya,” harapnya. (dev/bas)