RADARSEMARANG.COM, Kendal – Menjelang Lebaran 1443H, ribuan warga Kendal berburu bunga saat pasar kembang di Pasar Desa Penyangkringan Minggu (1/5/2022) pagi.
Pantauan RADARSEMARANG.COM, para pedagang ini tidak hanya berasal dari daerah Weleri. Ada juga pedagang yang dari Ungaran, Kabupaten Semarang. Selain itu, pasar kembang dadakan ini berlangsung sejak pukul 01.00 WIB. Bahkan ada acara hiburan kedenian Singo Barong yang meramaikan pasar.
Supriyanto, 45, salah satu pedagang kembang biasa meraup keuntungan hingga Rp 4,5 juta dalam sekali jualan. Bahkan, kembang dagangannya ludes saat jam 06.00 WIB. Adapun harga per ikat kembang miliknya senilai Rp 35 ribu hingga Rp 45 ribu. Yang paling laris adalah bunga krisan, mawar, dan sedap malam.
“Puncak ramenya itu jam 04.00 WIB setelah sahur. Kalo kesiangan kembangnya layu. Ini saya bawa 250-an ikat kembang,” ujarnya kepada RADARSEMARANG.COM.
Meski ada imbauan dari Bupati Kendal untuk berjualan di Relokasi Pasar Weleri Terminal Bahurekso, Supriyanto lebih memilih berjualan di Pasar Penyangkringan. Sebelumnya, dia juga sempat berkeliling di Pasar Relokasi. Namun tak ada pembeli.
“Selagi tidak mengganggu lalu lintas ya tidak masalah. Ini kan jualannya di jalur dalam, bukan di jalur pantura,” jelasnya.
Fatmawati, 35, salah satu pembeli dari Gemuh mengatakan, tidak hanya membeli kembang ikat untuk hiasan. Dia juga membeli kembang tabur untuk nyekar. Dikatakan, pasar kembang tahun ini lebih ramai daripada dua tahun kemarin.
“Saya beli kembang ikat buat hiasan di rumah pas lebaran. Terus beli kembang tabur buat nyekar di makam. Biasanya beli Pasar Weleri. Tapi sekarang di Pasar Penyangkringan. Ini sudah tradisi buat saya tiap mau lebaran harus beli bunga,” katanya. (dev/bas)