RADARSEMARANG.COM, Kendal – Bupati Kendal Dico M. Ganinduto meninjau pembangunan renovasi Musala Nurul Ikhsan di Dusun Krajan, Pekuncen, Kendal. Musala tersebut menjadi pilot project program Bantuan Keuangan Khusus (BKK) berbasis dusun senilai Rp 100 juta.
Kali ini, Dico meninjau rencana program yang merupakan janji politiknya. Yakni terkait program BKK berbasis dusun. Pihaknya juga akan memfokuskan terhadap pemberdayaan masyarakat. Dico juga memastikan, program BKK berbasis dusun ini benar-benar sesuai keinginan masyarakat.
“Kita akan memastikan terkait program BKK berbasis dusun ini sesuai dengan keinginan masyarakat. Dan pembangunan musala di Pekuncen ini sudah sesuai dengan harapan saya dan keinginan masyarakat,” ungkap orang nomor satu di Kendal itu kepada RADARSEMARANG.COM Senin (14/2).
Lebih lanjut bupati mengatakan,pembangunan Musala Nurul Ikhsan merupakan pilot project atau percontohan pembangunan yang menggunakan dana BKK berbasis dusun di 19 kecamatan yang ada di Kabupaten Kendal. Pihaknya juga akan melakukan monitoring serta evalusasi agar dapat tepat sasaran.
“Ini adalah pilot project yang saya selenggarakan di 19 kecamatan. Dan setiap kecamatan ada satu titik. Kita akan terus meninjau dan kedepannya dilakukan monitoring serta evaluasi agar tepat sasaran,” terangnya.
Sementara itu, Kepala Desa Pekuncen Santosa mengatakan, pembangunan musala ini menelan biaya sebesar Rp 129 juta. Dana tersebut berasal dari program BKK sebanyak Rp 100 juta serta sisanya dari swadaya masyarakat.
“Pembangunan dengan dana dusun dari program BKK ini agak lama. Karena terkendala hujan dan pencairan dana. Tapi saya mewakili warga mengucapkan terima kasih. Sehingga musala yang tadinya belum sempurna dan banyak kerusakan serta kebocoran, sekarang ini bisa direnovasi,” ujarnya.
Selain itu, Bupati Kendal juga mengapresiasi pembangunan renovasi musala Nurul Ikhsan yang juga melibatkan swadaya masyarakat. Dico berharap dalam pembangunan dengan program BKK berbasis dana dusun bisa melibatkan masyarakat di tingkat dusun sehingga bisa dirasakan manfaatnya secara langsung oleh masyarakat.
“Dari total anggaran yang kita berikan Rp 100 juta ternyata realisasinya Rp 129 juta. Karena ini menjadi keinginan masyarakat maka ini dilanjutkan terus dengan swadaya masyarakat. Saya berharap ini bisa diselesaikan agar ini bisa menjadi percontohan yang baik,” imbuhnya. (dev/bas)