RADARSEMARANG.COM, Kendal – Badan Intelijen Negara Daerah (Binda) Jateng menggelar vaksinasi masal anak. Khususnya vaksin bagi pelajar SD usia 6-11 tahun.
Vaksinasi dilakukan serentak di 7 wilayah. Yakni Kabupaten Semarang, Kendal, Magelang, Wonosobo, Banyumas, Banjarnegara dan Brebes. Kegiatan vaksinasi ini menyasar 7.620 pelajar anak. Dengan melibatkan 310 tenaga kesehatan (nakes) di 7 wilayah tersebut.
“Target kami saat ini adalah membantu percepatan pelaksanaan vaksinasi untuk anak usia 6–11 tahun dalam beberapa pekan terakhir ini. Kami gencar melaksanakan vaksinasi pelajar SD, MI, dan yang sederajat,” kata Kepala Binda (Kabinda) Jateng Brigjen TNI Sondi Siswanto saat memantau pelaksanaan vaksin di SD Negeri 2 Protomulyo, Kecamatan Kaliwungu Selatan, Kamis (6/11) kemarin.
Sondi menjelaskan, Binda Jateng melihat, saat ini orang tua sudah sangat memahami pentingnya anak mendapatkan vaksin. Terutama untuk membentengi putra-putrinya dari penyebaran virus serta mendukung pembelajaran tatap muka (PTM). Sehingga bisa terus berjalan 100 persen.
Diakuinya, Binda Jateng selain mendirikan sentra vaksin, juga melakukan jemput bola. Terutama ditujukan untuk warga lanjut usia (lansia). “Karena warga lansia memiliki keterbatasan untuk mendatangi sentra vaksin,” tuturnya.
Terlebih dengan masuknya varian baru Covid-19 jenis omicron ke Indonesia, menurutmya yang belum vaksin diharapkan segera vaksin. Demikian juga kepada masyarakat dan pelajar yang telah divaksin, tetap menerapkan protokol kesehatan. “Harapannya PTM dapat terlaksana. Sehingga aktivitas masyarakat dapat kembali normal,” imbuh Kabinda.
Sementara itu, Bupati Kendal Dico M Ganiduto mengatakan, target vaksinasi anak di Kendal sebanyak 95.000. Saat ini sudah menyentuh angka 45 persen. “Saya sudah meminta kepada Dinas Kesehatan untuk bisa menyelesaikan vaksinasi pertengahan bulan ini,” tuturnya.
Ia bersyukur, di Kendal tidak ada penolakan vaksin kepada anak karena semua mendukung dan antusias. Pelaksanaan vaksinasi anak ini diwarnai ketakutan siswa. Malah sebagian meronta dan menangis. Petugas, guru dan orang tua harus merayu dan membujuk agar anak-anak berani dan tidak takut untuk disuntik. (bud/ida)