RADARSEMARANG.COM, Kendal – Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) Kendal 2022 diprediksi bakal mengalami defisit anggaran sebesar Rp 97,9 miliar. Kekurangan itu rencananya akan diambilkan dari dana Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran (Silpa) APBD 2021.
Defisit sudah terlihat dari Rancangan APBD (RAPBD). Dimana Anggaran pendapatan direncanakan sebesar Rp 2,414 miliar. Sedangkan anggaran belanja melebihi pendapatan sebesar Rp 2,482 miliar. “Jadi ada selisih, antara pendapatan dan belanja sehingga menyebabkan defisit anggaran,” kata kepala Badan Keuangan Daerah (Bakeuda) Kendal, Agus Dwi Lestari.
Ia menambahkan, defisit bukan menjadi persoalan serius. Karena setiap tahun anggaran belanja APBD selalu lebih besar. Biasanya dicukupi dari dana Silpa. “Tentu setelah laporan keuangan daerah di audit oleh Badan pemeriksa Keuangan (BPK) RI,” ujarnya.
Struktur APBD Kendal 2022 terdiri dari pendapatan Daerah Rp2,414 triliun, Belanja Daerah Rp2,482 triliun dan Belanja modal Rp 239, 7 miliar. Selain itu Penerimaan Pembiayaan Rp 97,9 miliar. APBD Kendal mengalami defisit sebesar Rp 67,5 Milyar. Pembiayaan Netto Rp 67, 5 miliar. “Kami berharap SiLPA (Sisa Lebih Perhitungan Anggaran) tahun berkenaan bisa nol rupiah,” tambahnya.
Bupati Kendal Dico Mahtado Ganinduto mengatakan APBD Kendal 2022 fokus pemulihan ekonomi. Dengan tema besar ‘Kendal Recovery’, pemulihan ekonomi berbasis potensi unggulan daerah. “Secara garis besar ada enam target capaian di APBD 2022 nanti, pertama tentu pemulihan dan pertumbuhan ekonomi,” kata Dico.
Kedua penguatan UMKM dan pengembangan pariwisata ekonomi kreatif. Ketiga Pengurangan pengangguran dan kemiskinan. Selain itu penguatan pelayanan kesehatan dan infrastruktur pendukung yang optimal. Peningkatan kualitas kesehatan dan pendidikan. “Pengembangan infrastruktur yang mantap. Terakhir tata kelola pemerintahan yang demokratis, transparan, akuntabel dan partisipatif,” tambahnya. (bud/fth)