RADARSEMARANG.COM – Para pedagang Pasar Weleri sudah satu tahun lebih ini terkatung-katung. Mereka tidak dapat berjualan lantaran setahun lalu pasar tempat mereka mengais rezeki ludes terbakar. Sementara pasar darurat yang dibangun Dinas Perdagangan (Disdag) Kendal tak kunjung selesai.
Pasar darurat sementara bagi pedagang Pasar Weleri itu dibangun di Terminal Bahurekso, Kendal. Pasar Darurat Weleri I ini untuk menampung pedagang yang kehilangan lapak, los dan kios mereka akibat terbakar. Tapi sayangnya, kondisinya rawan roboh. Dari catatan koran ini, Pasar Darurat Weleri I sudah roboh dua kali. Insiden pertama, terjadi pada 14 September lalu. Sebanyak 17 los yang rencananya akan ditempati 136 pedagang roboh diterjang angin.
Kondisi tersebut mengakibatkan pedagang yang sedianya akan direlokasi ke Pasar Darurat pada awal Oktober lalu terpaksa harus ditunda. Ke-17 los yang roboh tersebut akhirnya diperbaiki pihak kontraktor pelaksana, PT Aldila. Tapi begitu selesai diperbaiki, pada 26 November lalu, di lokasi yang sama terjadi insiden roboh kembali. Ada tujuh los yang akan ditempati 56 pedagang kembali roboh. Hal itu mengakibatkan relokasi pasar kembali tertunda.
Bahkan sampai sekarang, rencana relokasi ke Pasar Darurat Weleri I belum jelas. Pedagang semakin terkatung-katung. Selain harus menanggung kerugian karena barang dagangan terbakar, mereka juga harus menanggung pelunasan utang modal ke pihak perbankan. Akibatnya, banyak pedagang yang akhirnya tidak sanggup berdagang kembali.
Belum lagi rencana pembangunan Pasar Weleri yang sampai saat ini pedagang belum mendapatkan kejelasan. “Mohon kepada pemerintah, agar segera membangun kembali Pasar Weleri, kasihan para pedagang. Untuk mencukupi biaya hidup saja sekarang susah. Belum lagi harus melunasi utang-utang di perbankan,” keluh Ari Khamir, salah seorang pedagang Pasar Weleri.
Ari Khamir meminta kepada pemerintah untuk memfasilitasi pedagang dengan pihak perbankan. Yakni, untuk penghapusan denda dan bunga utang yang harus ditanggung pedagang. “Sebab, selama ini belum ada keberpihakan pemerintah kepada pedagang dengan perbankan,” katanya.
Pedagang juga meminta kepada aparat penegak hukum untuk menindak tegas oknum ASN dan pihak ketiga dalam proses pembangunan Pasar Darurat Weleri I. “Kami menilai ada indikasi korupsi, kolusi, dan suap selama pembangunan pasar darurat, sehingga harus ditindak tegas,” desaknya.
Permintaan itu, menurut dia, lantaran Pasar Darurat Weleri I tidak layak karena sudah dua kali roboh. Jika ditempati, maka berpotensi membahayakan nyawa pedagang dan pengunjung pasar.
Hal senada dikatakan Ketua Paguyuban Pedagang Pasar Weleri Warno. Ia mengaku para pedagang sebenarnya siap untuk direlokasi ke Pasar Darurat Weleri I. Syaratnya, bangunan harus benar-benar kuat. “Selain bangunan harus kuat, juga tersedia jaringan instalasi listrik, air, dan saluran drainase,” pintanya.
Dikatakan, dari Pemkab baik Bupati Kendal maupun Disdag Kendal merencanakan relokasi pedagang ke Pasar Darurat akan dilaksanakan pada Desember. “Kalau menurut kami, tidak usah tergesa-gesa kalau kenyataannya bangunan belum siap untuk ditempati,” paparnya.
Menurutnya, Bupati Kendal dan Disdag harus memastikan bangunan pasar darurat itu betul-betul aman dan nyaman. “Keamanan itu yang utama. Jangan sampai nanti ketika ditempati, justru roboh lagi. Khawatirnya akhirnya merugikan dan membahayakan keselamatan jiwa pedagang maupun pengunjung,” tegasnya.
Saat RADARSEMARANG.COM ini berkunjung ke Pasar Darurat Weleri I, terlihat sejumlah pekerja sedang memasang lampu dan drainase. Di los dan kios juga sudah terpasang nomornya. Sisi kiri los bangunan yang ambruk, kini juga sudah diperbaiki.
“Rencananya akhir Desember nanti bakalan dihuni dua ribuan pedagang. Kami akan menyambut dengan baik para pedagang itu. Dan Alhamdulillah ada pasar di sini. Karena bisa meramaikan terminal,” ungkap Muslikun, koordinator Terminal Bahurekso kpada RADARSEMARANG.COM.
Daikui, sebelumnya Terminal Bahurekso Weleri ini kurang diminati pengunjung untuk singgah. Itu membuat kondisi terminal menjadi sepi dan menjadi lahan parkir untuk truk singgah dan istirahat.
Kusnardi, salah satu pedagang di Pasar Weleri mengaku enggan pindah ke tempat relokasi. Menurutnya, daerah relokasi itu adalah jalur cepat. Artinya, bisa menyulitkan pedagang, pembeli, dan pengguna jalan. “Makanya sebagian besar pedagang di sini tidak mau pindah ke sana,” katanya setelah melayani pembeli.
Memang, bangunan pasar yang sudah terbakar itu memiliki kenangan serta cerita masing-masing bagi para pedagang. Serta banyak pelanggan yang sudah hapal dengan posisi lapak dan kios pedagang langganannya.
“Kalau relokasinya di wilayah Pasar Kliwon ya saya mau pindah. Kalau di terminal sana ya terlalu jauh. Malah katanya yang menghuni banyak pedagang dari Jenarsari. Saya pasti sulit dapat tempat yang strategis,” tuturnya.
Relokasi Mulai 20 Desember
Bupati Kendal Dico Mahtado Ganinduto mengatakan, rencana relokasi pedagang akan dilaksanakan pertengahan Desember ini. “Kami sudah perintahkan Disdag untuk melengkapi fasilitas-fasilitas yang ada. Seperti jaringan listrik, air, dan saluran pembuangan,” katanya.
Relokasi, diakuinya, akan dilakukan secara bersama-sama dengan azas kebersamaan dan keadilan. Di mana semua pedagang akan menempati pasar darurat sementara di lokasi yang sama secara bersamaan. “Tidak dipisah-pisahkan antara yang satu dengan yang lainnya,” tegasnya.
Perihal pemilihan Terminal Bahurekso sebagai tempat relokasi, karena dinilai mampu menampung 2000 lebih pedagang. Selain itu, tempat tersebut merupakan tempat yang memadai di antara lokasi yang ada lainnya.
Dalam kesempatan itu, bupati juga meminta Sekda Kendal Moh Toha, Kepala Disperindag dan Forkopimcam untuk bisa men-support proses relokasi pedagang Pasar Weleri. “Kami juga meminta kerja sama dari paguyuban pedagang untuk menyepakati bersama apa yang menjadi keputusan Pemkab Kendal,” tandasnya,
Kepala Dinas Perdagangan Kabupaten Kendal Ferinando Rad Bonay menyampaikan, ada 2.056 pedagang yang akan direlokasi ke Terminal Bahurekso Kendal. Penempatanya sudah disesuaikan seperti di Pasar Weleri. Ferinando membeberkan relokasi pedagang ke Pasar Darurat Sementara akan dimulai pada 20 Desember mendatang. (bud/dev/aro)