Dico membeber, beberapa OPD yang dipimpin oleh Plt ini mendapat banyak kritikan dari masyarakat. Terutama Disdag. Yang disoal adalah relokasi Pasar Weleri. “Banyak pedagang mempertanyakan lamanya relokasi pedagang Pasar Weleri, dan berharap segera dilaksanakan,” ungkapnya.
Masukan dan kritikan itu banyak ia terima di kanal #dicomendengar. Mereka mengaku sudah bertanya ke paguyuban, tapi tidak ada jawaban. Lalu para pedagang ke Disdag Kendal hasilnya juga nihil.
“Mereka (pedagang, Red) ini minta ketegasan perihal kapan bisa direlokasi ke Pasar Darurat yang berada di Terminal Bahurekso. Para pedagang mengeluhkan setiap hari harus menghirup udara panas berdebu di halaman pasar yang terbakar November 2020 lalu,” tegasnya.
Diakuinya dari pengakuan pedagang Pasar Weleri, sekarang ini 90 persen pedagang sudah siap direlokasi ke Terminal Bahurekso. “Kalau dulu pedagang kan masih banyak yang pro dan kontra,” paparnya.
Permasalahan lain lagi berada di Disporapar. Dico mengaku banyak terjadi penumpukan pekerjaan. Seperti revitalisasi Alun-Alun dan pembuatan Kalender Event Pariwisata Kendal. Sama sekali belum tergarap. Beberapa Plt diakuinya kesulitan mencapai target pekerjaan. “Initinya apa yang saya minta itu terjadi penumpukan pekerjaan,” ujarnya.
Dico pun akan segera tancap gas mengisi kekosongan jabatan tersebut. Rencananya akhir September bisa dilakukan pergantian dan mutasi jabatan pejabat eselon II. “Saat ini sedang proses seleksi dan evaluasi untuk mengisi sepuluh jabatan yang mengalami kekosongan tersebut,” tuturnya.
Bupati berharap seleksi jabatan eselon II ini bisa segera selesai. Sehingga ia bisa segera bersikap untuk melakukan pelantikan untuk mengisi 10 jabatan yang kosong tersebut. (bud/zal)