RADARSEMARANG.COM, Kendal – Pelaku kesenian barongan di Kabupaten Kendal tak dapat perhatian pemkab. Mereka dilarang pentas sejak awal pandemi. Mirisnya, pelaku kesenian daerah yang terdampak pandemi itu juga tidak mendapatkan bantuan.
Hal itu diucapkan Mulawi, 49, pemilik grup barongan Krido Singo Manggolo, Desa Tejorejo, Kecamatan Ringinarum. Setahun lebih properti barongan miliknya hanya tergeletak di gudang. Tidak pernah pentas sama sekali. Bahkan untuk latihan, pihaknya urung melakukan.
“Kalau buat sekadar latihan, kami pakai protokol kesehatan mungkin masih diperbolehkan. Tapi buat apa latihan, tidak bisa pentas,” ujarnya.
Ia pernah mencoba berbagai cara agar kesenian barongan bisa pentas kembali. Salah satunya dengan membuat pentas secara virtual. Agar tetap bisa mendapatkan penghasilan dari Youtube, juga menghibur masyarakat. Namun hal itu juga urung dilakukan karena tidak mendapat izin oleh pihak terkait.
Mulawi mengusahakan mencari aula yang dimungkinkan untuk pentas tanpa penonton. Ia bahkan mem-backup sendiri soal anggaran pentas. “Saya mau menghibur masyarakat, mau live streaming. Semuanya saya sendiri yang mengusahakan. Tapi tidak diberikan izin. Padahal penonton dari rumah. Dari itu saya sudah pasrah sampai sekarang,” terang Mulawi.
Jelang perayaan kemerdekaan grup barongan di Kabupaten Kendal biasanya banjir job. Grup Krido Singo Manggolo sendiri bisa tampil hingga 25 kali dalam satu bulan saat Agustusan. Kini sudah setahun lebih grup tersebut tidak pentas. Ia berharap momen agustusan tahun ini barongan bisa kembali pentas.
“Tidak usah dibayar juga tidak apa-apa. Misal Pemda ingin menghibur masyarakat. Kami disuruh main secara virtual live streaming kami siap,” timpalnya.
Selama pandemi, ia merasa pemerintah hanya mengeluarkan larangan tanpa memperhatikan nasib pelaku kesenian. Solusi tidak diberikan, bantuan juga tidak pernah didapatkannya. Padahal para pelaku kesenian sangat terdampak pandemi covid. Aktivitas kesenian mandek total.
Malawi bahkan menjual beberapa harta bendanya untuk menghadapi pandemi. Tidak ada yang diandalkan sekarang untuk penghasilan. Sebanyak 33 pemain barongan binaannya pun ikut terdampak. Mereka kini menganggur, tidak bisa kerja. (yan/zal)