29 C
Semarang
Wednesday, 18 June 2025

Tolak ML, Pacar Ditikam Pisau

Artikel Lain

RADARSEMARANG.COM, KENDAL—Kurang dari 24 jam setelah kejadian, pelaku perampokan disertai kekerasan yang dialami Fasiatul Rizki Arwantika, 20 warga Kota Semarang berhasil dibekuk aparat Satuan Reserse Kriminal (Satreskrim) Polres Kendal. Pelaku berinisial HR, warga Kaliwungu, Kendal, yang tidak lain adalah pacar korban.  Ia ditangkap di rumahnya tanpa ada perlawanan.

TANGKAP PELAKU: Kasat Reskrim Polres Kendal AKP Tri Agung Suryomicho menjelaskan penangkapan pelaku perampokan dan penganiayaan terhadap Fasiatul Rizki Arwantika. (BUDI SETYAWAN/RADARSEMARANG.COM)

HR yang sudah menjalin hubungan asmara dengan korban selama enam bulan ini berbuat nekat lantaran cemburu dengan korban. Selain itu, pelaku kesal setelah korban menolak ML alias berhubungan badan saat kencan di hotel.

Kapolres Kendal AKBP Raphael Sandy Cahya Priambodo melalui Kasat Reskrim Polres Kendal AKP Tri Agung Suryomicho menjelaskan, sebelum ditangkap, pelaku sempat kabur ke Wonosobo. Namun setelah dimediasi dengan pihak keluarga, pelaku akhirnya mau pulang ke rumah.

“Setelah sampai rumah, pelaku kami tangkap, dan saat ini kami tahan di sel tahanan Mapolres Kendal,” katanya kepada RADARSEMARANG.COM, Selasa (25/5).

Dijelaskan, korban ditikam senjata tajam oleh pelaku tidak sekadar ingin menguasai barang berharga milik korban. Namun karena motif asmara. Pelaku cemburu dengan korban yang ternyata memiliki pacar lain.

“Pelaku mengaku sudah enam bulan menjalin hubungan asmara dengan korban,” tuturnya.

Keduanya berkenalan lewat media sosial Facebook. Selama enam bulan terakhir, keduanya sering bertemu dan kencan bersama. Bahkan HR kerap membelikan barang berharga untuk Fasiatul.  “Hampir semua permintaan korban dipenuhi oleh pelaku,” katanya.

Namun selama berhubungan dengan Fasiatul, HR mengaku mendapat perlakuan kurang mengenakkan. Korban kerap menolak permintaannya. Malah belakangan, HR mengetahui Fasiatul menjalin hubungan dengan laki-laki lain. “Korban katanya punya pacar lagi,” ujarnya.

Tentu saja, HR cemburu sekaligus jengkel dengan korban. Sebab, selama ini dirinya sudah berkorban banyak. Akhirnya, HR merencanakan untuk menghabisi korban dengan membuat janji kencan. HR berpura-pura membeli barang secara COD di SPBU Mangkang. Ia pun mengajak korban. “Keduanya bertemu jam 11 malam,” katanya.

Namun barang COD tak kunjung tiba, Fasiatul merasa jenuh. HR lalu mengajak korban kencan di sebuah hotel di daerah Kecamatan Limbangan. Saat kencan di kamar hotel tersebut, korban diajak berhubungan layak suami istri. “Tapi pengakuan pelaku, korban menolak,” tandasnya.

Penolakan tersebut mengakibatkan HR semakin kesal. Korban justru merengek minta diantarkan pulang ke rumah kosnya. Pelaku HR menuruti dengan mengantar korban melalui Jalan Raya Kaliwungu-Boja. Saat sampai di hutan lindung Dusun Sepetek, Desa Kertosari, Kecamatan Singorojo, HR berhenti dan berpura-pura ingin buang air kecil.

Tapi hal itu hanya tipu muslihat saja. Dari arah belakang, HR justru menikam dan menyayat leher korban dengan senjata tajam. Korban sempat melawan. Keduanya sempat bersama-sama jatuh dari lereng bukit jalan. “Karena medannya di hutan lindung itu memang perbukitan,”  katanya.

Setelah sama-sama terjatuh, HR bangkit, dan mencekik leher korban dari belakang. Korban berpura-pura meninggal dengan tidak bergerak sama sekali. Mengira Fasiatul sudah tewas, HR kabur dengan membawa sepeda motor korban beserta barang berharga yang sebelumnya telah disimpan di bagasi motor.

Keterangan pelaku ini senada dengan keterangan korban Fasiatul. Dia mengaku memang saat sampai di hotel, pelaku mengajaknya untuk berhubungan badan. Namun ditolak. Lalu ia mengajak pulang. Dalam perjalanan pulang ke arah Kaliwungu, pelaku menghentikan sepeda motor di depan masjid Desa Kertosari, Kecamatan Singorojo.

Pelaku menyuruh korban untuk melepaskan perhiasannya, dan memasukkan barang berharga lainnya ke dalam jok sepeda motor. “Dia bilang di hutan lindung rawan begal, jadi barang-barang harus disembunyikan,” kata Fasiatul.

Saat melintasi kawasan hutan lindung, lanjut dia, HR bilang ingin buang air kecil.  Lalu menghentikan sepeda motornya di pinggir jalan, dan turun dari motor. “Saya sudah minta suruh tahan dulu, karena jalanan sepi,” paparnya.

Tanpa disadari, dari belakang mulutnya langsung dibekap oleh HR, dan lehernya disayat menggunakan pisau yang sudah disiapkan pelaku. “Saya kemudian dibanting, tapi berpegangan jaket HR, sehingga sama-sama jatuh ke lereng bukit,” ujarnya.

Ia mengaku memang berpura-pura meninggal. Begitu HR pergi membawa kabur sepeda motornya, ia kemudian merangkak naik ke jalan lagi. “Begitu sampai jalan, saya teriak-teriak minta tolong,” akunya.

Nyawa korban terselamatkan setelah ada warga yang melintasi kawasan hutan lindung, dan membawanya ke RSUD Soewondo. “Luka saya parah banget, dan saya berusaha berteriak minta tolong. Akhirnya ada yang menolong, lalu membawa saya ke rumah sakit,” katanya.

Seperti diberitakan koran ini kemarin, nasib tragis dialami Fasiatul Rizki Arwantika, 20, warga Kota Semarang. Ia menjadi korban perampokan yang dilakukan pacarnya sendiri.  Kejadiannya Senin (24/5) dini hari sekitar pukul 02.00.

Akibatnya, korban terluka parah dan ditemukan warga di tengah hutan Dusun Sepetek, Desa Kertosari, Kecamatan Singorojo, Kendal. Sedangkan pelaku membawa kabur sepeda motor, handphone, dan perhiasan milik korban. (bud/aro)


Artikel Terkait

Sementara Itu ..

Terbaru

Populer

Menarik

Lainnya