RADARSEMARANG.COM, Kendal – Dinas Perdagangan (Disdag) Kendal, terkesan lamban dalam penyediaan lapak darurat bagi ratusan pedagang Pasar Weleri. Pasalnya, sejak pertengahan November 2020, hingga pertengahan Februari ini lapak darurat belum tersedia.
Ada sekitar 600 dari total 1.805 pedagang di Pasar Weleri yang saat ini berjualan di sembarang tempat. “Mereka berjualan di halaman parkir eks gedung Pasar Weleri yang terbakar. Mulai pedagang pakaian, sepatu dan sandal, daging, ikan, sembako dan pedagang sayuran,” kata Warno, ketua paguyuban korban kebakaran Pasar Weleri bangkit.
Warno berharap, Dinas Perdagangan segera menyelesaikan pasar darurat. Sehingga pedagang memiliki tempat pasti untuk berjualan yang lebih layak. “Sehingga mereka mudah untuk mencari pelanggan. Kasihan, karena pedagang juga butuh uang untuk menghidupi keluarga,” ujarnya.
Menurutnya, pedagang tidak perlu tempat yang bagus. Terpenting ada lokasi untuk berjualan. Kalau mau berjualan di gedung yang terbakar, rekomendasi Dinas PUPR membahayakan. “Kami taat pemerintah dan siap menempati pasar darurat, di mana pun tempatnya,” ujarnya.
Menanggapi hal tersebut, Plt Kepala Disdag Kendal Alfebian Yulando mengatakan, pembangunan pasar darurat Weleri tahap awal selesai akhir Februari. Rencananya, 600 pedagang di eks Pasar Weleri I yang terbakar akan dipindahkan ke tiga titik tempat relokasi.
Pembangunan pasar darurat Weleri tahap pertama di eks terminal sudah mencapai 90 persen. “Hanya saja, pekerjaan 200 los lapak di dua titik ini terkendala banjir,” katanya.
Pekerjaan yang seharusnya tinggal finishing yang akan di tempati 200 pedagang terpaksa mundur dari jadwal. Kontraktor pasar darurat harus membuatkan saluran irigasi agar air hujan di wilayah sekitar tidak membanjiri alas bangunan.
“Jumlah pedagang yang sudah mulai beroperasi ada 600 orang. Sudah terbangun 200 los lapak di tahap pertama. Sisanya, 400 lapak akan dibangun di area gudang padi tak jauh dari eks terminal,” akunya.
Sedangkan tahap kedua selesai pada Maret nanti. Dengan selesainya pembangunan pasar darurat, nantinya bisa menampung 600 pedagang sementara waktu.
Pemkab juga telah menyiapkan pembangunan tempat relokasi permanen untuk para pedagang tersebut di eks pasar hewan dengan anggaran Rp 3,6 miliar dari APBD. “Pasar darurat sifatnya semi permanen. Artinya, pedagang akan menempatinya kurang lebih satu tahun sebelum relokasi pasar tetap selesai dibangun. Saat ini masih dalam proses teknis lelang, termasuk perencanaan gambar dan RAB-nya,” jelasnya. (bud/zal)