30 C
Semarang
Thursday, 8 May 2025

Hujan Seharian, Sembilan Desa Diterjang Banjir

Artikel Lain

RADARSEMARANG.COM, Kendal – Hujan lebat dengan intensitas waktu selama seharian, Selasa (19/1/2021) kemarin, mengakibatkan banjir di sejumlah wilayah di Kendal. Data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kendal, sedikitnya ada sembilan desa dan kelurahan di lima kecamatan dilanda banjir setinggi 20-50 sentimeter.

Kepala BPBD Kendal Sigit Sulistyo menyebutkan, banjir terjadi di Kecamatan Brangsong. Yakni di Desa Srogo dan Tosari, Kecamatan Ngampel di Desa Sudipayung dan Desa Gempolsewu, Kecamatan Rowosari.  Selain itu, di Desa Manggungsari Kecamatan Weleri dan tiga kelurahan di Kecamatan Kota Kendal. Yakni Kelurahan Pegulon, Kebondalem, Patukangan dan Langenharjo.

“Penyebab banjir rata-rata adalah limpasan air sungai di wilayah terdekat. Karena hujan lebat dalam waktu lama, sehingga debit air sungai banyak. Badan sungai tidak dapat menampung debit air, sehingga melimpas ke pemukiman air,” kata Sigit, kemarin (19/1/2021).

Dikatakannya, ada tiga sungai besar menyebabkan delapan desa dan kelurahan dilanda banjir. Yakni Sungai Kendal yang melintas di Kecamatan Kendal. Limpasan air juga terjadi Sungai Blorong (Kecamatan Blorong dan Ngampel) dan Sungai Bulanan di Kecamatan Weleri dan Rowosari.

Pihaknya sudah berkoordinasi dengan beberapa dinas teknis. Yakni Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) dan Dinas Lingkungan Hidup (DLH).  “Sungai tidak dapat menampung debit air yang melimpah, ditambah dengan banyaknya sampah sehingga menghambat arus air,” tuturnya.

Banjir yang terjadi juga lantaran saluran air atau drainase di sekitar pemukiman warga yang mampet atau tersumbat sampah. Sehingga air menggenang dan menyebabkan banjir. Makanya ia meminta kepada warga untuk stop  perilaku membuang sampah sembarangan. Terutama di sungai dan saluran air.

Ia mengimbau kepada warga untuk melakukan kerja bakti bersama di wilayahnya masing-masing. Yakni untuk membersihkan saluran drainase, mengingat tingginya curah hujan yang terjadi pada Januari dan Februari. “Selain itu pohon-pohon yang lebat rantingnya, dipangkas. Khawatirnya kalau hujan dan badai bisa mengakibatkan pohon roboh,” tambahnya.

Ia juga meminta warga terutama yang tinggal di Daerah Aliran Sungai (DAS) untuk mengaktifkan kembali pos kamling atau Jaga Kampung. Sehingga sewaktu-waktu terjadi banjir, bisa ada peringatan. “Entah itu berupa bunyi kentongan, peluit, sirine dan sebagainya,” imbuhnya.

Sementara Calon Bupati Kendal Terpilih, Dico M Ganinduto yang ikut meninjau bencana banjir mengaku prihatin. Ia mengatakan, penanganan banjir di Kendal perlu ditangani secara komprehensif.  Yakni antara pemerintah daerah, provinsi dan pemerintah pusat.

“Sungai mana yang menjadi tanggung jawab pemerintah pusat, pemerintah provinsi, dan mana yang menjadi tanggung jawab pemerintah kabupaten. Harus dipetakan, satu per satu dan itu harus dilakukan bersama. Setelah dilantik, saya akan koordinasi dengan pemerintah pusat maupun pemerintah provinsi,’’ kata dia.

Kepala DPUPR Kendal, Sugiono mengatakan, banjir di Desa Manggungsari Kecamatan Weleri. Terjadi karena karena pendangkalan di Avur (saluran pembuangan) Ludud dan Ngasinan di Desa Manggungsari Desa Ngasinan. “Limpasan air dari dua Avur itu masuk ke Sungai Bulanan.,” katanya.

Kondisi itu mengakibatkan Kali Bulanan tidak mampu menampung debit air, sehingga melimpah ke jalan. “Solusinya perlu dilakukan normalisasi di dua avoer tersebut. Rencananya pekan depan akan kami datangkan alat untuk normalisasi,’’ jelasnya.

Pihaknya juga telah berkoordinasi dengan pemerintahan desa terkait rencana normalisasi tersebut. Kepala desa akan mensosialisasikan kepada warganya terkait dengan endapan lumpur yang mungkin mengganggu aktivitas warga. “Banjir itu disebabkan hujan lokal dan kerap terjadi setiap tahun,” imbuhnya. (bud/ida)


Artikel Terkait

Sementara Itu ..

Terbaru

Populer

Menarik

Lainnya