RADARSEMARANG.COM, Kendal – PT Master Kids Indonesia mulai ekspor hasil produksi ke negara-negara di Amerika Serikat. Ada lima kontainer mainan anak dikirim salah satu perusahaan tenant di Kawasan Industri Kendal (KIK) tersebut ke Negeri Paman Sam tersebut.
Ekspor tersebut dimulai setelah PT Master Kidz Indonesia mendapatkan fasilitas fiskal berupa Izin Kawasan Berikat dari Kantor Wilayah Bea dan Cukai Jateng DIJ. Dimana perusahaan mendapat penangguhan Bea Masuk dan Pajak Dalam Rangka Impor (PDRI). Sehingga perusahaan tidak dipungut bea atas impor bahan baku yang akan diolah dan kemudian hasilnya diekspor kembali ke luar negeri.
Kepala Kantor Bea Cukai Semarang Sucipto mengatakan, meski diberikan ditangguhkan biaya ekspor dan impor, tapi pihaknya tetap akan mengawasi keluar masuknya barang. Hal itu lantaran hasil produksi dipasarkan ke luar negeri semua. “Kami awasi lebih ketat, dengan menempatkan petugas bea cukai di dalam pabrik. Selain itu ada kamera pengawas yang akan melakukan pengawasan keluar masuk barang,” katanya.
Pemberian fiskal Izin Kawasan Berikat ini dilakukan untuk pemulihan ekonomi. Dimana untuk mendukung kebijakan Pemerintah dalam mendorong implementasi program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN). Terutama selama masa pandemi Covid-19 ini.
Salah satu bentuknya dilakukan dengan program meningkatkan ekspor melalui pemberian fasilitas fiskal berupa Izin Kawasan Berikat. “Kalau masa pandemi Covid-19 ini bisa beroperasi dan menjalankan ekspor, maka jika pandemi ini selesai, ekonomi Indonesia harapannya bisa cepat pulih,” tambahnya.
Direktur PT Master Kidz Indonesia Chan Chun Ho atau Andy Chan mengatakan, jika perusahaan memproduksi permainan edukasi. Ekspor perdana ini akan dikirim ke Amerika Serikat. “Permainan yang kami buat bukan sekedar permainan, tapi lebih pada permainan edukasi. Sehingga tidak hanya membuat anak senang, tapi juga ada nilai pendidikan yang didapat anak,” katanya.
Menurutnya, prinsip dasar permainan ini adalah edukasi untuk anak lebih kreatif dan inovatif. Sebab pembelajaran bagi anak menurutnya adalah apa yang didengar dan dilihat anak akan mudah dilupakan. Tapi tidak dengan apa yang mereka ciptakan kemudian mereka mainkan, maka akan selalu dikenang dan menjadi edukasi.
Sedangkan Direktur PT KIK Stanley Ang mengatakan, meski masa pandemi sejumlah perusahaan tenant di KIK masih berproduksi. Mereka juga masih ada yang dalam proses membangun. “Harapannya nanti setelah pandemi berakhir pabrik yang sedang dibangun ini bisa berproduksi,” jelasnya. (bud/bas)