RADARSEMARANG.COM, Kendal – Dico Mahtado Ganinduto tampak lebih menguasai materi dalam Debat Publik Pasangan Calon Bupati dan Wakil Bupati Kendal 2020. Terlihat dari caranya menjawab setiap pertanyaan.
Bahkan dalam debat publik putaran pertama, Dico cakap memberikan argumen dan sanggahan, lengkap dengan data dan fakta yang terjadi di Kendal.
Dico ingin membuktikan bahwa dirinya mau belajar. Meski bukan orang asli Kendal, tapi ia bisa melihat persoalan dan mencarikan solusi. “Tidak hanya belajar, tapi saya sudah berkunjung ke 286 desa dan kelurahan yang ada di Kendal. Sehingga tahu betul persoalan di Kendal,” katanya.
Kecerdasan cabup nomor urut satu itu terlihat saat Beby Trianitza sebagai host debat publik memberikan pertanyaan masalah Kawasan Industri Kendal (KIK) dan Kawasan Ekonomi Khusus yang menjadi Proyek Nasional Strategis (PSN).
Beby menyampaikan di KEK telah tersedia 5.000 hektare. Dari luasan tersebut baru KIK yang beroperasi dengan luas lahan 1.000 hektare. Ada 63 calon investor, tapi hingga kini baru 15 perusahaan yang berdiri dan beroperasi. Ini menandakan masih sedikit investasi di Kendal. “Lalu bagaimana cara anda Paslon nomor urut 1 mempercepat investasi di kendal!,” tandasnya.
Dico menjawab jika visinya untuk maju dalam kontestasi Pilkada Kendal 2020 adalah ingin menjadikan Kendal sebagai daerah yang menjadi pusat industri dan pariwisata. “Kami akan mempermudah perizinan sehingga para investor bisa berani berinvestasi di Kendal,” katanya.
Tapi kemudahan itu menurutnya harus ada timbal balik bagi rakyat Kendal. Sebab saat ini di Kendal tercatat ada enam persen atau sekitar 63 ribu jiwa adalah pengangguran. “Maka syaratnya kalau mau investasi di Kendal harus mempekerjakan rakyat Kendal,” tandasnya. (bud/zal/bas)