25 C
Semarang
Tuesday, 17 June 2025

Weh-Wehan, Berbagi Makanan Sambut Maulid

Artikel Lain

RADARSEMARANG.COM, KendalMasyarakat Kecamatan Kaliwungu memiliki tradisi unik setiap peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW. Namanya weh-wehan. Setiap warga saling berbagi makanan sebagai wujud rasa syukur menyambut peringatan hari kelahiran Nabi Muhammad.

Makanan yang akan dibagikan biasanya ditata rapi di meja atau etalase depan rumah. Sebagian warga menggantung di sepanjang jalan perkampungan, agar terlihat semarak. Warga bisa mengambil aneka makanan tersebut setelah selesai salat Ashar.

Sedangkan perayaan Weh-wehan bagi orang orang tua, bisanya membagikan makanan dengan cara diantar dari rumah ke rumah tetangga, kerabat, saudara dan sanak famili.

“Kemudian selepas Isya masyarakat kumpul di musala dan masjid untuk pembacaan bersama kitab mauled. Dilanjut makan bersama,” kata  Muhammad Erwin, warga Kampung Kranggan, Desa Krajan Kulon.

Warga melantunkan salawat kepada Nabi Muhamad sebagai bentuk penghormatan dan harapan agar mendapatkan syafaat di akhirat kelak. “Kalau lantun salawat atau maulidan ini biasanya dilaksanakan mulai dari 1-12 bulan Maulid,” jelasnya.

Hal senada dikatakan Syamsul Ulum. Tradisi tersebut memiliki makna saling berbagi. Sebab hari kelahiran Nabi Muhammad adalah hari baik. Harapannya mendapatkan kebaikan dan keberkatan hidup mahupun di akhirat kelak.  “Tradisi weh-wehan paling ramai hanya ada di Kaliwungu. Sudah turun-temurun,” tuturnya.

Makanan yang disajikan dalam tradisi tahunan ini kebanyakan makanan tradisional. Tapi ada makanan khas, yakni sumpil dan ketan aneka warna.

Tradisi weh-wehan juga menjadi hari yang ditunggu anak-anak Kaliwungu. Sebab banyaknya jajanan.

“Senang bisa dapat banyak jajan, dapat minuman susu, es krim, jajanan roti, puding juga” kata Rafa Haidar. (bud/zal/bas)

 


Artikel Terkait

Sementara Itu ..

Terbaru

Populer

Menarik

Lainnya