RADARSEMARANG.COM, Kendal — Dua klaster baru penyebaran virus Covid-19 ditemukan di Kabupaten Kendal. Klaster baru yang diungkap Tim Satgas Covid-19 Kabupaten Kendal itu, yakni klaster Puskesmas Weleri I dan Pasar Boja. Di Puskesmas Weleri I ditemukan 12 orang terkonfirmasi positif Covid-19. Sedangkan di Pasar Boja tercatat enam orang terpapar Covid-19.
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kendal Ferinando Rad Bonay mengatakan, penemuan kasus Covid-19 di Puskesmas Weleri I setelah ada salah satu perawat mengeluhkan sakit dan mengalami gejala seperti penderita Covid-19.
“Kemudian kami lakukan swab, dan hasilnya positif,” kata Ferinando kepada RADARSEMARANG.COM, Selasa (13/10/2020).
Dari temuan kasus tersebut, Tim Satgas Covid-19 melakukan swab masal kepada seluruh tenaga kesehatan dan karyawan di Puskesmas Weleri I. Hasilnya, ditemukan ada 11 orang terdiri atas bidan, perawat, dan tenaga administrasi. “Jadi, total di puskesmas tersebut (Weleri I) ada 12 orang,” jelasnya.
Pascapenemuan tersebut, Dinas Kesehatan Kendal melakukan penutupan terhadap pelayanan kesehatan di puskesmas tersebut. Tujuannya, untuk dilakukan sterilisasi dengan penyemprotan cairan disinfektan.
Hingga kini, sudah tiga Puskesmas di Kabupaten Kendal yang menjadi klaster Covid-19. Sebelumnya, ada Puskesmas Kaliwungu (15 orang positif), dan Puskesmas Kaliwungu Selatan (19 orang positif). Saat ini, pasien Covid-19 di dua Puskesmas tersebut telah dinyatakan sembuh setelah menjalani isolasi mandiri.
“Sedangkan untuk Puskesmas Weleri I, 12 orang yang positif Covid-19 menjalani isolasi mandiri,” tambahnya.
Selain itu, Tim Satgas Covid-19 juga menemukan klaster di Pasar Boja. Ada empat pedagang yang terkonfirmasi positif. Pasar ini juga sempat ditutup dan dilakukan penyemprotan cairan disinfektan.
Sekda Kendal Mohammad Toha meminta agar klaster puskesmas, pasar tradisional, dan pondok pesantren harus mendapat perhatian khusus. Sehingga tidak bermunculan klaster-klaster baru lagi.“Protokol kesehatan 3M harus dijalankan. Yakni, memakai masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak,” tegasnya.
Menurut Sekda Toha, perlu adanya revisi peraturan terhadap kegiatan di pondok pesantren supaya benar-benar aman dari penyebaran virus korona. Tidak hanya menerapkan 3M, tapi perlu mengubah tradisi yang biasa dilakukan. Seperti bersalaman dan cium tangan saat bersalaman.
Selain itu, lanjut dia, pengaturan tempat tidur supaya tidak berjubel, tempat mandi diupayakan memakai kran, termasuk kegiatan belajar mengajar. Hal itu mengingat sudah ada tiga ponpes yang menjadi klaster penyebaran virus korona. Yakni, Ponpes Muhammadiyah Darul Arqom (Patean), Ponpes Modern Selamat (Patebon) dan Roudhotu Usyaqil Quran (Singorojo). (bud/aro/bas)