28.4 C
Semarang
Sunday, 22 June 2025

Karantina di Pondok, Khatamkan Empat Kitab

Artikel Lain

RADARSEMARANG.COM – Ramadan tahun ini suasana Pondok Pesantren Manbaul Hikmah memang berbeda dengan ramadan sebelumnya. Biasanya ribuan santri memenuhi pondok dan setiap kegiatan ngaji di pondok. Tapi tahun ini, hanya tinggal 150 santri yang memilih tinggal lantaran tidak bisa kembali karena dampak Virus Korona.

“Yang mengisi pengajian juga hanya dari pihak keluarga pondok saja. Pengurus-pengurus pondok selama ramadan ini libur. Bahkan mereka sudah libur semenjak para santri dipulangkan karena Covid-19,”  kata Gus Basyarohman salah satu pengasuh PP Manbaul Hikmah.

Puasa tahun lalu, pengajian di Pesantren yang terletak di Desa Mororejo, Kecamatan Kaliwungu itu juga tidak hanya untuk santri saja. Tapi pihak pesantren juga mempersilahkan masyarakat umum untuk ikut ngaji bersama. Baik waktu menjelang berbuka maupun ngaji dan salat malam di pondok pesantren.

“Ada juga santri kilat atau biasa kami menyebutkan santri pasaran. Yakni santri yang datang dan bermukim di Pondok saat Ramadan saja. Tahun lalu bahkan musala ini setiap malam selalu penuh santri maupun warga sekitar,” tuturnya.

Tapi Ramadan tahun ini kegiatan tersebut ditiadakan. Bahkan nyaris pesantren menutup akses untuk para tamu termasuk orang tua santri yang ingin menjenguk ataupun sowan Kiai. “Beberapa tamu memang masih ada, itupun orang dalam dan memang yang sudah janji dengan abah (KH Suyuthi Murtadho, Red). Selainnya memang tidak kami perbolehkan,” katanya.

Gus Rifqil Muslim mengatakan jika santri memang seluruhnya telah dipulangkan dua pekan sebelum Ramadan. Sementara mereka yang tinggal adalah riyadhoh tidak pulang. “Di pondok ini ada istilah riyadhoh ngaji tiga tahun, tiga bulan, tiga hari. Sebelum waktu itu tidak akan pulang. Mereka yang sudah punya hajat seperti itu, tidak mau pulang,” katanya.

Selain itu memang tidak bisa pulang lantaran imbas dari Covid-19. Mereka yang tidak bisa pulang terutama dari luar pulau jawa. Seperti dari Kalimantan, Lombok, Bali dan sebagainya. “Kalau pulang ataupun dijemput terlalu berisiko, sehingga lebih baik mereka aman jika tetap tinggal di pondok,” katanya.

Selain santri yang tetap bermukim, juga pengurus pesantren saja yang boleh keluar masuk maupun menetap pesantren. Tapi meskipun demikian, mereka tetap mengaji selama di Pondok. Ada empat kitab Ngaji Pasanan. Yakni Tafsir Yasin, Arba’in Nawawi, Risalah Ahlussunah Wal Jamaah dan Ayyuhal Walad.

“Kegiatan ngaji ini meski tertutup untuk pondok saja, tapi masyarakat maupun santri yang sudah pulang ke rumahnya masing-masing tetap bisa mengikuti. Sebab ngaji kami siarkan langsung (live streaming) melalui media sosial  Youtube, Instagram maupun Facebook,” tambahnya. (bud/bas)


Artikel Terkait

Sementara Itu ..

Terbaru

Populer

Menarik

Lainnya