RADARSEMARANG.COM, Kendal – Desa Pucangrejo, Kecamatan Gemuh memiliki cara tersendiri untuk mengatasi para pemudik yang datang dari berbagai provinsi dan luar kota. Yakni dengan menyediakan rumah karantina untuk mengantisipasi penularan virus korona yang kemungkinan dibawa pemudik.
Tempat yang digunakan sebagai rumah karantina adalah bangunan sekolah SD Pucangrejo. Dipilihnya bangunan sekolah lantaran para siswa saat ini sedang diliburkan. Selain itu bisa menampung banyak para pemudik.
Perantau asal Desa Pucangrejo langsung diarahkan oleh pihak desa ke rumah karantina yang menempati gedung SD. Malah Warga yang merantau ini dengan kesadaran diri tidak pulang ke rumah. Mereka memilih mengkarantina diri di lokasi yang disiapkan pihak desa.
Seorang perantau asal Pucangrejo yang menggendarai sepeda motor Jumat (24/4/2020) mendatangi rumah karantina yang disiapkan Pemerintah Desa Pucangrejo. Para pemudik diminta untuk mengisolasi diri selama 14 hari.
Sebelumnya keluarga perantau yang di rumah sudah melaporkan ke pihak desa. Mereka melapor jika ada anggota keluarganya yang akan mudik. Bahkan keluarga sudah mengarahkan kepada pemudik untuk langsung menjalani karantin sebelum ke rumah.
Pemeriksaan ketat dilakukan petugas rumah karantina ini. Perantau yang datang disemprot dan diminta untuk mencuci tangan sebelum mendaftarkan untuk karantina. Petugas juga memeriksa suhu tubuh dan mendata riwayat perjalanan perantau. Usai menjalani pemeriksaan, perantau yang datang menempati ruangan yang disiapkan lengkap dengan tempat tidur.
Anton Saputra perantau dari Jakarta yang mendatangi rumah karantina mengaku langsung datang ke lokasi karantina. Ia perjalanan dari Jakarta dengan sepeda motor, belum kembali ke rumah langsung ke rumah karantina.
“Tadi (24/4/2020) dari Jakarta naik kendaraan langsung kesini di rumah karantina untuk mengajukan karantina. Belum pulang ke rumah hanya telepon langsung ke karantina dan keluarga setuju,” katanya.
Menurutnya, Ia mematuhi anjuran pemerintah jika terpaksa pulang kampung harus bersedia menjalani karantina. Keluarga dirumah juga sudah mengetahui bahwa ia pulang ke kendal tetapi tidak langsung ke rumah karena harus menjalani karantina selama 14 hari. “Saya ingin sehat dan keluarga di rumah juga sehat, karena tidak tahu apakah saya membawa virus atau tidak,” imbuhnya.
Sementara itu Sekretaris Desa Pucangrejo Mukharor mengatakan, jumlah perantau asal desanya yang ada di luar daerah berjumlah sekitar 245 orang. “Namun yang sudah mengkonfirmasi untuk pulang kampung hanya 65 orang dan seluruhnya bersedia untuk menjalani karantina,” jelas Mukharor.
Hingga saat ini sudah ada lima orang yang dikarantina di SDN Pucangrejo, yakni dari Malaysia, Kalimantan dan Jakarta. “Selama menjalani karantina ini kebutuhan sehari-hari dipenuhi pemerintah desa. Khusus bulan puasa disiapkan hidangan sahur dan berbuka puasa,” jelas Sekdes.
Selama dikarantina keluarga tidak boleh menjenguk dan pengawasan dilakukan secara ketat oleh petugas dari tim gugus Covid-19 Desa Pucangrejo. Untuk memberikan rasa nyaman bagi perantau yang menjalani karantina, ruangan dilengkapi dengan televisi dan sarana olah raga. (bud/bas)