RADARSEMARANG.COM, Kendal – Makam Nur Haniyatun Maghfiroh, 27, dibongkar oleh Tim Disaster Victim Identification (DVI) Forensik Polda Jawa Tengah kemarin. Pembongkaran atas permintaan pihak keluarga yang menduga adanya kejanggalan dalam kematian warga Desa Pucangrejo, Kecamatan Gemuh itu.
Sebelumnya, Nur Haniyatun Maghfiroh ditemukan meninggal (7/2/2020) lalu. Jasadnya ditemukan dalam kondisi menggantung di bagian belakang ruang dapur rumahnya. Pihak keluarga menduga ada yang tidak beres dari cara meninggalnya korban. Pihak keluarga menduga, korban dibunuh bukan gantung diri.
Didampingi Reskrim Polres Kendal, Reskrim Polsek Gemuh, makam Nur Haniyatun di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Maklumat belakang Masjid Baitul Muttaqien, Desa Pucangrejo dibongkar. Pembongkaran dilanjutkan dengan proses otopsi di lokasi pemakaman.
Otopsi dilakukan luar maupun dalam jenazah. Pembongkaran dimulai pukul 09.00 WIB dan selesai disucikan serta dimakamkan kembali pada pukul 12.30 WIB. Proses otopsi disaksikan langsung oleh pihak keluarga Nur Haniyatun. “Ini permintaan keluarga korban. Karena menurut keluarga korban ada hal yang tidak wajar dan minta (jenazah) untuk diotopsi,” kata KBO Reksrim Polres Kendal Iptu AM Tohari.
Hasil otopsi sendiri menunggu laporan dari DVI Forensik Polda Jateng selama sepekan ke depan. “Kami juga sudah melakukan pemeriksaan kepada delapan orang saksi yang melihat dan mendengar terakhir korban sebelum meninggal,” tandasnya. Hasilnya, belum ada yang mengarah ke tersangka. Sehingga pihaknya masih akan menunggu hasil pemeriksaan otopsi oleh Polda Jateng.
Ayah korban, Abdul Somad, 50, mengatakan adanya beberapa kejanggalan atas kematian tragis putrinya. Kejanggalan tersebut ia temukan saat memandikan jenazah anaknya. Yakni tidak ditemukan bekas luka jeratan tali di leher. “Mestinya jika gantung diri, pasti ada bekas jeratan tali di leher,” katanya.
Kejanggalan lainnya, yakni lidah Nur Haniyatun juga tak menjulur keluar seperti kasus gantung diri pada umumnya. Mata korban juga menyamping. Selain itu tidak ada cairan yang keluar dari dua lubang tubuh, baik alat kelamin dan dubur. “Atas kejanggalan itu, kemudian kami melapor ke polsek,” jelasnya.
Selain itu, baik tetangga maupun saksi yang melihat pertama korban, juga tidak melihat posisi korban menggantung. Sebab saat ditemukan, korban sudah dalam dekapan suaminya. Sementara yang tertinggal hanya tali yang menggantung saja.
Somad berharap dengan adanya otopsi ini penyebab kematian putrinya bisa jelas. Hal itu agar dirinya dan keluarga lain merasa yakin dan bisa merelakan kepergian putrinya. “Kami hanya ingin penyebab kematian putri saya jelas biar tidak ada keragu-raguan lagi,” harapnya.
Sebelumnya, mayat Nur Haniyatn ditemukan oleh suaminya, Muhammad Agung Pratama, 25. Agung mengaku saat hendak pergi mandi melihat istrinya sudah menggantung di dapur.
Sebelum kejadian gantung diri, Agung dan korban sempat terlibat cekcok masalah keluarga di ruang tamu. Sekitar pukul 09:00 WIB suaminya akan mandi dan melihat korban sudah tergantung di ruang dapur.
Tetangga korban, Supriyono yang mendengar langsung mendatangi rumah. Namun saat ia datang posisi mayat sudah dalam dekapan suaminya. Polisi mengamankan seutas tali tambang dan kerudung milik korban. (bud/zal/bas)
