28 C
Semarang
Saturday, 5 April 2025

Lokalisasi GBL Hari Ini Ditutup, PSK: Sini Mas, Mampir, Mas….

Artikel Lain

RADARSEMARANG.COM, KENDAL- Sejumlah Wanita Pekerja Seks (WPS) di Lokalisasi Gambilangu, Dukuh Mlaten Desa Sumberejo, Kecamatan Kaliwungu mulai mengemasi barang dan pakaiannya. Hal itu setelah Pemerintah Kabupaten Kendal resmi bersama Kementerian Sosial menyatakan  akan menutup lokalisasi yang berada di perbatasan wilayah Semarang-Kendal itu.

Pantauan koran ini, Senin (18/11) siang, lokalisasi yang dihuni lebih dari 250 WPS itu tampak lengang. Meski begitu masih ada sejumlah WPS yang menjajakkan diri dengan mangkal di depan rumah  bordil mereka masing-masing. “Sini Mas, mampir Mas,” sapa sejumlah WPS saat RADARSEMARANG.COM mendatangi lokasi.

Beberapa di antaranya mulai mengemasi barang-barang mereka untuk dibawa pulang ke kampung halamannya. Sebab, pukul 08.00, pagi (19/11) ini akan ditutup oleh Bupati Kendal bersama Menteri Sosial (Mensos) RI.

Seperti dilakukan WPS berinisial VTA, 27 asal Kecamatan Boja. Ia nampak mengemasi barang-barang pribadinya kedalam kertas karton (kardus). VTA mengaku jika ia akan kembali desanya untuk menjalani hidup sebagai ibu rumah tangga.“Ya, mau gimana lagi mas. Sudah tidak ada pilihan. Besok (hari ini, Red) kan tutup, mau disini juga kerja dan makan apa!,” katanya.

Ia mengaku belum mengetahui akan kerja apa setelah kembali ke kampung halaman nanti. Sebab ia tidak mengetahui besarana uang jaminan hidup (jadup) atau uang tali asih yang akan mereka terima dari Kemensos maupun Dinsos Kendal. “Ndak tahu mau kerja apa? Yang penting di rumah dulu aja,” kata wanita yang sudah setahun lebih menjadi WPS di Lokalisasi Gambilangu ini.

Hal senada dikatakan SKR, 26, WPS lainnya asal Kabupaten Jepara.  Ia mengaku justru tidak mendapatkan uang tali asih meskipun sebelumnya dirinya sudah masuk dalam pendataan. “Tidak tahu, padahal juga sudah buka rekening bersama. Tapi di akhir dari 250 WPS yang dapat tali asih hanya  100 WPS saja,” akunya.

Menanggapi hal tersebut, Ketua Resosialisasi Gambilangu Kasmadi mengaku jika penutupan sudah melalui kesepakatan bersama antara mucikari atau warga setempat, para WPS dan pengurus Resos. “Sebab ini program nasional, jadi mau tidak mau kami harus melaksanakannya,” katanya.

Ia mengakui jika memang dari awal jumlah WPS yang didaftarkan ada 250 PSK. Namun setelah dicek  oleh Kemensos turun jadi 194 WPS. Kemudian dilakukan sosialisasi dan verifikasi hanya 145 WPS yang bisa menerima. “Namun data terakhir, dari Kemensos hanya memberikan uang tali asih kepada 100 WPS saja. Lainnya tidak mendapatkan,” akunya.

Dari 100 WPS tersebut nantinya akan mendapatkan uang tali asih sebesar Rp 6 juta per orang sebagai modal usaha dan jaminan hidup.

Kepala Bidang Rehabilitasi Sosial, Dinsos Kendal, Joko Supratikno mengatakan Penutupan dilaksanakan secara resmi oleh Mensos dan Sekretaris Jendral (Sekjen) Direktorat Jendral (Dirjen) Rehabilitasi Sosial dan Direktur Direktotorat Rehabilitasi Sosial, Tuna Sosial dan Korban Perdagangan Orang. “Selain itu akan hadir Bupati Kendal bersama Wali Kota Semarang,” imbuhnya.

Kepala Dinas Sosial Kota Semarang Munthohar menambahkan, acara seromonial penutupan akan dilakukan sekitar pukul 09.00 pagi di Terminal Mangkang, dan dipastikan tidak jauh beda dengan penutupan Sunan Kuning pada Oktober lalu.

“Nanti perwakilan dari Kendal yakni Bupati Mirna Anissa dan Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi hadir. GBL sendiri terdiri atas dua wilayah yakni Kendal dan Semarang, dari Kementrerian Sosial juga akan hadir,” katanya kepada wartawan Senin (18/11) siang.

Lokalisasi yang terletak di Kelurahan Mangkang Kulon Kota Semarang dan Desa Sumberejo Kendal ini, untuk para WPS akan mendapatkan tali asih dari Kementerian Sosial yang diambil dari APBN. Masing-masing PSK akan mendapatkan tali asih sebesar Rp 6 juta. Data Dinsos Kota Semarang, jumlah WPS di Gambilangu yang masuk wilayah Kota Semarang mencapai 126 orang.

“Dalam penutupan besok (hari ini), juga akan dilakukan deklarasi yang dilakukan WPS untuk kembali ke kampung halaman dan tidak lagi menjajakan prostitusi, kemudian ada penandatangan dan serah terima tali asih,” tuturnya.

Berkaitan persiapan pemberian dana bantuan sosial atau tali asih, lanjut dia, akan langsung diberikan oleh Kementerian Sosial (Kemensos) melalui Lembaga Kesejahteraan Sosial Yayasan At Tauhid Kota Semarang. “Nanti akan disalurkan melalui Lembaga Kesejahteraan Sosial Yayasan At Tauhid Kota Semarang,” ujarnya.

Koordinator GBL Semarang Kaningsih membenarkan ada rencana pembagian tali asih Rp 6 juta untuk 126 anak asuh yang biasa operasional di kawasan Kampung Rowosari Atas atau masuk dalam Kelurahan Mangkang Kulon. “Pencairan informasinya akan dilakukan saat acara seremonial, total ada dari Semarang ada 126 anak asuh,” tuturnya.

Dirinya mengaku siap mengikuti kebijakan pemerintah yang melakukan penutupan semua tempat prostitusi, termasuk di GBL. Konon lokalisasi GBL mulai muncul pada 1970-an sampai akhirnya ditutup pada Selasa (19/11) hari ini.

Penyaluran dana bantuan sosial menggandeng Lembaga Kesejahteraan Sosial (LKS) Yayasan At Tauhid. Uang Rp 6 juta yang terdiri atas, untuk modal usaha ekonomi kreatif Rp 5 juta, jaminan hidup selama sebulan Rp 750 ribu dan Rp 250 ribu biaya kepulangan WPS ke daerah asal.

“Untuk dana tali asih, sudah turun dan penyalurannya akan diakukan saat seremonial,” kata Ketua Yayasan Rehabilitasi At Tauhid Kota Semarang Singgih Yongki Nugroho.

Dia menyebut, ada 126 WPS yang akan mendapatkan dana bantuan sosial dari Kemensos. Agar penyalurannya lebih cepat, rencananya pihaknya akan menerjunkan sekitar 15 petugas untuk melakukan pendampingan pengambilan buku tabungan dan ATM. “Kami sudah melakukan pendataan usaha yang akan dirintis, kami akan melakukan pendampingan agar dana bantuan atau tali asih ini benar digunakan sebagaimana mestinya,” ucapnya. (bud/den/aro)


Artikel Terkait

Sementara Itu ..

Terbaru

Populer

Menarik

Lainnya