RADARSEMARANG.COM, Kehadiran Bus Rapid Transit (BRT) Trans Jateng di Kendal sangat dinanti. Terutama bagi pelajar dan buruh yang selama ini kesulitan mencari angkutan yang aman, nyaman, tertib dan terjangkau.
BUDI SETIYAWAN, Kendal, RADARSEMARANG.COM
PERESMIAN BRT Trans Jateng Koridor II Kedungsepur rute Semarang-Kendal oleh Gubernur Jateng Ganjar Pranowo disambut antusias warga Kendal. Warga Kendal sangat menanti sarana transportasi yang dijuluki Si Merah ini. Hal itu lantaran si Merah menawarkan kenyamanan penumpang. Di mana penumpang tidak perlu berdesak-desakkan saat naik maupun turun dari bus. Sebab, kapasaitas bus sudah pasti tidak melebihi dari kuota bus sebanyak 35 orang.
“Selain tidak berdesak-desakkan, saat naik maupun turun juga nyaman. Karena kalau bus-bus biasa kami suka diturunin asal. Bahkan belum sempat turun benar, bus sudah langsung lari karena alasan kejar setoran. Jadi, penumpang merasa takut,” kata Aisyatus Syafiqoh, warga Gemuh, Kendal kepada RADARSEMARANG.COM.
Siswa SMK Negeri 1 Kendal ini mengaku, setiap hari selalu melalui rute Terminal Bahurekso sampai Purin Kendal dengan menaiki bus. Baik saat berangkat maupun pulang sekolah sore hari. Nah, kekhawatirannya adalah saat sore hari ia sering tidak mendapati bus.
“Bus-bus lokal di Kendal ini cuma beroperasi sampai pukul 17.00 atau pukul 5 sore. Lebih dari jam itu, sulit dapat angkutan. Kalaupun dapat bus, suka diturunin di tengah jalan atau dioper ke bus lainnya. Bahkan pernah tidak dapat, jadi terpaksa harus memesan ojek online yang tarifnya lebih mahal,” keluhnya.
Hal senada dikatakan Kanaya Tarisa, warga Desa Protomulyo, Kecamatan Kaliwungu Selatan. Ia mengaku sangat senang dengan adanya Bus Trans Jateng rute Kendal-Semarang. “Jadi, mudah untuk ke sekolah, terlebih tarifnya murah, tapi dapat pelayanan mewah,” kata siswi kelas X SMK Negeri 1 Kendal ini.
BRT, menurutnya, sudah dinanti para pelajar di Kendal. Karena bus-bus yang ada di Kendal rata-rata sudah tidak laik jalan. Seperti tidak ada kelengkapan kendaraan, terutama lampu stop, lampu sein, dan kondisi besinya sudah keropos. “Terlebih suka berhenti mendadak, jadi penumpang di dalam bus tidak nyaman,” ujarnya.
Hal itu diperparah saat kejar setoran, para awak bus suka memaksakan penumpang masuk meski kondisi bus sudah penuh penumpang. “Apalagi kalau ada bus lain, bus saling kejar-kejaran dan berebut penumpang. Kami sebagai penumpang kadang merasa ngeri melihatnya,” akunya.
Lina Marlina, warga Cepiring mengaku setiap hari harus naik bus dari Cepiring-Kendal. Tarifnya yang harus ia rogoh lumayan, yakni Rp 5.000 untuk sekali naik. “Jadi, adanya bus BRT ini bisa irit, karena sekali naik jauh-dekat cuma Rp 4.000,” kata dia.
Selain hemat karena tarif terjangkau, menurutnya, BRT juga nyaman. Apalagi untuk ibu-ibu, orang tua, ibu hamil, ibu menyusui, penyandang cacat diberikan layanan khusus dan prioritas untuk mendapatkan kursi tempat duduk. “Kami penumpang merasa nyaman,” tandasnya.
Gubernur Ganjar Pranowo berharap, adanya BRT ini dapat memfasilitasi kebutuhan transportasi warga Kendal. Terutama para pelajar dan buruh yang setiap hari melakukan perjalanan Semarang-Kendal. Di sepanjang jarak 21 km di rute Semarang-Kendal bakal dilewati 14 unit armada tersebut, terdapat 32 shelter atau pemberhentian bus. Armada bus tersebut akan beroperasi mulai pukul 05.30-19.30. Tahap perkenalan, bus ini memberikan layanan gratis mulai Senin kemarin (28/10) hingga Kamis (31/10) mendatang.
Bus tersebut melayani dari Terminal Mangkang Semarang sampai titik akhir di Terminal Bahurekso, Gemuh. Pembukaan rute ini dilakukan setelah Dinas Perhubungan (Dishub) Provinsi Jateng sukses membuka koridor 1 Kedungsepur rute Stasiun Tawang-Terminal Bawen pada 2017 dan koridor 1 Barlingmascakeb rute Purwokerto-Purbalingga pada 2018.
Gubernur Ganjar mengatakan, adanya keberadaaan bus ini merupakan solusi dari permasalahan tranportasi yang dirasakan oleh masyarakat. Menurutnya, tarif yang dikenakan sangat murah, yakni hanya Rp 2.000 bagi pelajar, buruh dan veteran. “Sedangkan untuk umum dikenai tarif Rp 4.000.”
Dengan adanya BRT ini, ia berharap bisa mendorong masyarakat menggunakan tranportasi yang, aman, nyaman dan tidak desak-desakkan. “Terutama anak-anak sekolah, sebab rata-rata anak sekolah belum memiliki SIM. Hal ini akan menekan angka kecelakaan lalu lintas,” katanya.
Selain itu, Bus Trans Jateng memang ditujukan terutama untuk para buruh agar bisa mengatasi persoalan kenaikan Upah Minimum Kota (UMK) yang tidak sesuai dengan Kebutuhan Hidup Layak (KHL). Dengan adanya bus ini, maka menjawab kekhawatiran para buruh agar mendapatkan kehidupan yang layak, terutama dalam permasalahan transportasi. “Bus ini menjadi solusi, karena tidak hanya mengangkut orang untuk pergi, tapi solusi karena tarifnya terjangkau,” katanya.
Bupati Kendal Mirna Annisa mengatakan, adanya bus Trans Jateng ini dapat mengaktifkan kembali Terminal Bahurekso yang saat ini hanya digunakan untuk tempat istirahat truk. “Ini merupakan solusi yang baik bagi aset kami, sehingga aset terminal jadi hidup kembali,” tuturnya
Ia juga berharap agar Pemprov Jateng dapat mengakomodasi harapan masyarakat Kendal pada bagian selatan yang meminta untuk dibukakan rute bus Trans Jateng yang menghubungkan wilayah Kendal bagian selatan dengan kota dan kabupaten di sekitarnya. “Saya sudah berkomunikasi dengan Kepala Dishub Jateng, saat ini yang tersedia baru pantura dulu,” ujarnya
BRT ini dapat menampung penumpang hingga 35 penumpang. Sedangkan jumlah halte yang disiapkan sebanyak 40 unit. Waktu untuk tunggu bus berkisar 10-15 menit. “Saya berharap masyarakat beralih menggunakan bus Trans Jateng. Sebab, BRT ini nyaman dan sejuk karena Ber-AC. Selain itu bisa mengurangi kemacetan,” kata Kepala Dishub Jateng, Satrio Hidayat.
Pihaknya berencana untuk membuka rute perjalanan Bus Trans Jateng di Kota Solo dan Kabupaten Magelang. Pembukaan itu akan dilakukan pada 2020. Pembukaan rute untuk di Kota Solo, yakni dari Solo Raya sampai Sumber Lawang Sragen. Sedangkan di Magelang, rutenya Kutoarjo sampai Borobudur. Serta Barlingmascakep dengan rute Purwokerto dan Purbalingga.
“Kami akan mengembangkan koridor BRT Trans Jateng di wilayah Purwomanggung dan Subosukawonosraten. Kami berharap, ini dapat meningkatkan pengembangan pariwisata di kawasan Borobudur. Dengan adanya transportasi masal yang terkoneksi, maka kunjungan ke sejumlah destinasi wisata di kawasan Borobudur akan meningkat,” harapnya. (*/kom/ida)