RADARSEMARANG.COM, KENDAL – Polusi udara maupun suara dari industri ready mix atau cor beton milik PT Pionirbeton dikeluhkan warga. Sebab, keberadaan perusahaan yang berada di Desa Wonorejo, Kecamatan Kaliwungu tersebut dinilai telah mencemari udara dan mengakibatkan kebisingan.
Salah satunya dikeluhkan oleh pengusaha peningapan Hotel Roro Indah, yang lokasinya persis di belakang PT Pionirbeton. Bersama Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Kendal, sang pemilik Hotel Supriyanto dan belasan anggota Komandan Operasi Tertinggi (Koti) pemuda Pancasila (PP) menggruduk perusahaan PT Pionirbeton.
“Orang datang ke hotel tujuannya untuk beristrirahat, karena lelah sebab perjalanan atau pekerjaan. Sementara suara bising dari proses produksi beton sangat bising sekali. Sehingga tamu terganggu dan justru tidak bisa tidur,” keluh kepada PT Pionirbeton, kemarin (8/8).
Diakuinya, jika produksi beton PT Pionirbeton tidak hanya siang hari, tapi juga malam hari. Bahkan hingga larut malam. Sehingga pengunjung hotel yang menginap merasa terganggu dengan bisingnya suara proses produksi.
Ia mengaku jika debu masuk hingga ke kamar-kamar, bahkan mengotori kasur dan seluruh ruangan hotel. “Jadi pengunjung hotel juga tidak nyaman, sehingga mereka kapok menginap di Hotel Roro Indah,” akunya.
“Saat ini telah ada 11 kamar yang retak dindingnya. Padahal sebelum PT Pionirbeton berdiri, bangunan kamar hotel kami baik-baik saja. Tidak ada sedikitipun dinding kamar yang retak. Tapi saat ini banyak yang retak dan kami harus mengeluarkan biaya untuk renovasi,” tambahnya.
Diakuinya kedatangannya ke PT Pionirbeton untuk meminta pertanggungjawaban akibat sejumlah kerusakan bangunan hotelnya. “Ini adalah yang kali kedua kami mengadukan keluhan yang sama, karena yang pertama pernah dilalukan tapi tidak ditanggapi,” imbuhnya.
Ketua PHRI Kendal, Cahyanto mengatakan jika mendampingi karena pemilik Hotel Roro Indah merupakan anggota PHRI Kendal. “Kami minta agar pihak PT Pionir Beton bertanggungjawab dan segera menyelesaikan keluhan warga ini,” tandasnya.
Menanggapi hal tersebut, Manager Produksi PT Pionirboten Kaliwungu, Tumpak Marpaung mengaku jika telah pertemuan ke dua kali. Pertama pihak Pionirbeton telah memperbaiki sebagian bangunan. “Memang tidak seluruhnya, dari 11 kamar yang retak, kami telah perbaiki enam kamar,” tandasnya.
Perihal keluhan warga akan polusi udara, polusi suara maupun limbah serta getaran produksi yang mengakibatkan bangunan mengalami kerusakan. Tumpak mengaku akan melaporkannya pada atasan ke Pionirbeton Jakarta. (bud/bas)