RADARSEMARANG.COM, KENDAL – Ratusan penumpang Kapal Motor Penyebrangan (KMP) Kalibodri tujuan Kendal-Kumai, Kalimantan Tengah (Kalteng) terpaksa harus kembali ke dermaga Pelabuhan Kendal. Hal itu lantaran kapal yang mengangkut 137 orang dan 22 kendaraan itu harus kembali lantaran ombak tinggi dan badai besar di perairan Laut Jawa.
Akibatnya, dari 137 penumpang, 107 penumpang diantaranya terlantar di Pelabuhan Kendal sejak Sabtu (3/7) malam hingga kemarin (4/7). Mereka menunggu bersabar menunggu cuaca membaik dan berangkat ke Kumai menggunakan Kalibodri. Sementara 30 penumpang lainnya memilih pulang alias membatalkan keberangkatan lantaran takut karena cuaca tengah laut yang tak menentu.
Salah satu penumpang yang masih bertahan Denis, 37, warga Tasikmalaya, Jawa Barat menceritakan jika Kapal Kalibodri sebelumnya sudah bertolak dari Pelabuhan Kendal Sabtu (3/7) siang. “Berangkat dari Kendal sekitar Pukul 11.30. Selama perjalanan lancar, tapi setelah melewati Karimun di Laut Jawa ombak tinggi. Kapal sempat terombang-ambing,” tuturnya.
Penyebabnya adalah ombak tinggi dan angin badai. Karena cuaca yang tak membaik, Kapten Kapal memutuskan untuk kembali ke Dermaga Pelabuhan Kendal. “Akhirnya malam sekitar pukul 23.00, kapal sudah berlabuh kembali di pelabuhan Kendal,” tuturnya.
Ia Mengaku, bersama 35 rombongan sebenarnya akan berangkat ke Kalimantan Barat untuk urusan pekerjaan di perusahaan Kebun Kelapa Sawit. Namun lantaran, cuaca buruk, ia dan rombongannya harus menunggu.
“Kalau terlantar sih tidak, karena makan dan minum ditanggung oleh pihak Kapal dan Perusahaan. Namun harus tertunda pekerjaannya, sehingga tidak bisa langsung berangkat,” tandasnya.
Hal senada dikatakan Trimaningsih, ia mengaku bersama Lima orang keluarganya tidak bisa kembali Kumai. Akibatnya sekolahnya harus tertunda. “Sebenarnya pengen cepat-cepat sampai harus sekolah,” kata siswi SMA ini.
Sementara itu, pihak CV Karya Bersama selaku Agen Tiket Kapal Kalibodri mengaku jika perusahaannya menanggung semua makan dan minum penumpang selama waktu massa tunggu. “Kami beri makan dan minum, sehari tiga kali. Jadi tidak ada penumpang yang terlantar,” kata Direktur CV Karya Bersama, Yulianto.
Menurutnya, gelombang tinggi terjadi di Laut Jawa. Yakni sekitar 3-4 meter. Ditambah angin badai kencang sehingga seperti pusaran angin yg mengombang-ambingkan kapal. “Resiko terlalu besar jika kapal tetap kami berangkatkan. Akhirnya karena pertimbangan keselamatan penumpang, kami bawa penumpang kembali ke Pelabuhan Kendal,” tambahnya.
Total penumpang kapal ada 137 orang. 30 penumpang membatalkan tiketnya. Jadi masih ada 107 penumpang tersisa. Selain itu 22 kendaraan. Terdiri dari truk besar 11 unit, truk sedang enam unit dan kendaraan kecil lima unit. (bud/bas)