RADARSEMARANG.COM, Kajen – Hari ini, Selasa (27/6), tepat dua tahun Bupati Pekalongan Fadia Arafiq dan Wakil Bupati Riswandi memimpin Kabupaten Pekalongan. Berbagai program telah dijalankan untuk menyejahterakan warga. Salah satunya penanganan stunting dan kematian ibu.
Pemkab Pekalongan masih terus berupaya menekan angka kematian ibu (AKI) dan stunting. Bupati Pekalongan Fadia Arafiq menggandeng semua jajaran kesehatan dan stakeholder terkait untuk ikut menangani hal tersebut. Cara ini disebut dengan ‘keroyokan’.
Dengan cara itu, angka stunting di Kabupaten Pekalongan terus turun. Tahun 2021 berada di angka 13,48 persen. Lalu turun pada 2022 menjadi 11,4 persen atau 747 kasus. Pemkab masih perlu pakai cara ‘keroyokan’ ini untuk terus menekan.
“Tahun ini ada 11 desa locus stunting. Ayo keroyok bareng-bareng,” ucap Fadia melalui Sekda Kabupaten Pekalongan Yulian Akbar saat rapat pengisian Sistem Kesehatan Daerah (SKD) beberapa waktu lalu.
Sistem ‘keroyokan’ ini ditempuh dengan membentuk Tim Pendamping sebagai lapis pertama. Tim ini terdiri dari beberapa unsur yang dikoordinatori tenaga kesehatan. Bisa bidan desa, perawat, atau tenaga gizi.
Lapis kedua, diisi kader PKK. Lalu lapis ketiga disini kader Keluarga Berencana (KB), sub klinik desa, atau sub pembina KB desa. Mereka bergerak melakukan pendampingan. Bukan hanya kepada ibu menyusui, melainkan juga terhadap ibu hamil. Mereka didampingi sampai usai melahirkan. (nra/ton)