30.4 C
Semarang
Sunday, 22 June 2025

Warga Kecamatan Dukun Minta Kali Tlingsing Dihapus dari Peta Tambang

Artikel Lain

RADARSEMARANG.COM, Mungkid – Masyarakat Desa Sewukan, Sengi, dan Paten Kecamatan Dukun melakukan aksi protes menolak penambangan material di Kali Tlingsing. Aksi penolakan keempat kali itu meminta Kali Tlingsing dihapus dari peta zona tambang.

Koordinator Badan Kerjasama Antar Desa (BKAD) Paten, Sengi, dan Sewukan Sudasri mengungkapkan, masyarakat di sekitar Kali Tlingsing ingin bebas dari pertambangan model apapun. Baik itu pertambangan berat maupun manual. Masyarakat pun juga menghendaki, jangan sampai material keluar wilayah atau dijual ke depo.

“Kalaupun masih ada salah satu warga yang memanfaatkan material harus dapat izin dari masyarakat dan diawasi pemerintah setempat,” katanya kepada Jawa Pos Radar Magelang di sela aksi Minggu (16/10).

Ia menambahkan, aksi penolakan pertambangan di Kali Tlingsing sudah didengar para pemangku kepentingan tingkat kabupaten maupun provinsi. Baik Balai Besar Wilayah Serayu Opak (BBWSO), DLH, dan ESDM.

“Mereka menyambut baik dan mengatakan yang mampu menolak penambangan itu terserah masyarakat. Jadi jangan sampai lemah supaya tidak di intervensi pihak lain,” terangnya

Meski sudah empat kali aksi, kata dia, belum mendapatkan hasil dari pemerintah. Menurutnya, yang berhak menghapus peta zona tambang ialah DPUPR bidang Tata Ruang. “Kita kejar itu agar dihapus. Supaya tidak menjadi momok kepada masyarakat dari pertambangan liar,” tegasnya.

Meski belum ada aktivitas penambangan, masyarakat sudah melakukan preventif. Sebab ada informasi jika Kali Tlingsing akan ditambang. “Bahkan katanya sudah ada yang diizinkan. Sampai sekarang ini belum ada keterangan yang bertanggungjawab siapa,” paparnya.

Salah satu warga Sengi Andri mengungkapkan, akan ada banyak dampak negatif yang ditimbulkan apabila Kali Tlingsing dijadikan aktivitas pertambangan. Terutama berdampak pada ketersediaan air bersih. Selain itu juga untuk kebutuhan pengairan pertanian. “Lingkungan Tlingsing lebih baik, nyaman, aman jika tidak ditambang,” ujarnya.

Selain itu, aktivitas pertambangan akan mengganggu minat anak muda untuk mengenyam pendidikan yang lebih tinggi. Akibatnya, anak muda merasa cukup sekolah sampai SMP dan memilih bekerja di pertambangan. “Pikiran mereka kan buat apa sekolah tinggi-tinggi, kalau pada akhirnya juga untuk bekerja,” jelasnya. (mia/ton)

Reporter:
Muhammad iqbal Amar

Artikel Terkait

Sementara Itu ..

Terbaru

Populer

Menarik

Lainnya