RADARSEMARANG.COM, Kajen – Asosiasi Pedagang Pasar Seluruh Indonesia (APPSI) Kabupaten Pekalongan mendeteksi adanya praktik sewa-menyewa kios. Hal tersebut tidak sesuai aturan. APPSI mendesak pemkab segera menertibkan.
Ketua APPSI Kabupaten Pekalongan Ashraff Abu mengatakan, banyak laporan masuk soal praktik itu. Ada pedagang yang sudah mendapat kios, namun disewakan ke orang lain. Ashraf geram lantaran kios itu disewakan kepada pebisnis besar.
“Ini kan tidak adil. Masih banyak yang mau mendapat kios, ini malah disewakan. Jangan atas namakan orang kecil, tapi yang bisnis orang besar. Yang menyewakan ini harusnya kena sanksi,” katanya, Minggu (16/10).
Tak hanya itu, ia juga mendapat laporan soal banyaknya pedagang yang berjualan di jalan dan di lantai bawah. Sementara kios-kios di lantai atas dikosongkan.
“Jangan begitu dong. Yang di dalam bayar retribusi, sedangkan di luar malah menganggu. Pembeli jadi berhenti di luar saja, kasihan yang jualan di dalam dan di atas,” ujarnya.
Ia mendesak Bupati Pekalongan segera menindaklanjuti masalah itu. Menurut Ashraff, jauh-jauh hari ia sudah mendesak pemkab. “Sudah saya sampaikan, setelah pengundian kios harusnya pemkab kembali melakukan pengecekan,” ucapnya.
Terkait hal tersebut, Bupati Pekalongan Fadia Arafiq pekan ini akan melakukan pengecekan langsung di Pasar Kedungwuni. Pihaknya akan menggandeng Polres Pekalongan dan Satpol-PP untuk penertiban.
“Iya, saya dengar banyak yang tidak menempati kiosnya, malah jualan di luar. Akan kita cek ke sana. Ini harus ada penertiban,” tegasnya.
Wartawan RADARSEMARANG.COM beberapa waktu lalu sempat mewawancarai beberapa pedagang yang telah menempati kios di lantai dua. Rata-rata mereka mengeluh karena sepi pembeli. Penyebabnya, kata mereka, pembeli di pasar rata-rata orang berusia tua yang tak sanggup naik-turun tangga. (nra/zal)
