RADARSEMARANG.COM, Kajen – Perbaikan Jembatan Jagung diperkirakan selesai dalam waktu tiga bulan. Selama masa perbaikan, jalur Kajen Kabupaten Pekalongan – Pemalang maupun sebaliknya dialihkan.
Diketahui, pondasi sisi timur jembatan yang berlokasi di perbatasan Kecamatan Kajen dan Kesesi, Kabupaten Pekalongan, ini ambrol pada Sabtu (1/10), sekitar pukul 18.30. Beruntung warga gerak cepat menutup jalan saat kejadian. Tak ada korban dalam insiden ini.
Jembatan ini berada di jalur provinsi. Menghubungkan Kabupaten Pekalongan dengan Pemalang. Belum ada kesimpulan pasti penyebab ambrolnya pondasi jembatan. Menurut Kepala Balai Pengelolaan Jalan (BPJ) Wilayah Pekalongan Sumantoro, pondasi jembatan sudah turun lima sentimeter.
“Itu kami ketahui pada bulan kemarin. Selain karena usia jembatan, juga karena gerusan arus sungai,” ucapnya.
Senada, Dinas PU Bina Marga dan Cipta Karya Provinsi Jateng menduga, penyebabnya karena gerakan tanah sekitar akibat tarikan arus sungai yang deras. Jembatan sepanjang 44 meter dan lebar 7 meter itu dibangun pada tahun 1970-an. Sedianya, jembatan ini sudah akan dibangun duplikat atau jembatan ganda. Perencanaannya sudah sejak 2019.
“Namun belum terealisasi hingga sekarang, karena waktu itu ada refocusing anggaran untuk penanganan Covid-19,” kata Sekretaris DPU Bina Marga dan Cipta Karya Provinsi Jateng Ali Huda, kemarin.
Terpisah, Kasatlantas Polres Pekalongan AKP Fitriyanto mengatakan, selama perbaikan jembatan arus lalu lintas Kajen-Pemalang maupun sebaliknya dialihkan. Rutenya yakni via simpang Terminal Kajen Kajen (Desa Pekiringan Alit) – Desa Kwasen – Desa Wonorejo – Simpang Kaibahan Ponolawen, Kecamatan Kesesi.
“Sudah kami survei, kondisi insfratruktur jalan rute itu memungkinkan untuk dilintasi. Memang jarak tempuhnya lebih panjang, tapi demi keamanan,” ucapnya.
Kendaraan besar atau berat dari arah Pantura yang biasa menuju Kajen via Kesesi, lanjut dia, diarahkan melalui Sragi – Bojong – Kajen. “Kami sudah pasang rambu-rambu petunjuk di semua rute itu,” ungkapnya.
Pemkab Pekalongan Siapkan Manajemen Sungai Sementara
Pemkab Pekalongan hari ini menggelar koordinasi dengan Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS). Hal itu terkait dengan manajemen pengairan sementara selama perbaikan jembatan.
Sekda Kabupaten Pekalongan Yulian Akbar mengatakan, pihaknya juga akan melibatkan Dinas Ketahan Pangan dan Pertanian (DKPP) dan DPU-Taru Kabupaten Pekalongan. Sebab, sebelum kejadian ambrolnya pondasi Jembatan Jagung, pintu Bendungan Gembiro Kesesi baru saja dibuka.
“Dan itu berkaitan dengan pengairan pertanian. Karena itu kami perlu bahas untuk memanajemen sungai selama perbaikan jembatan ini,” ucapnya.
Sementara itu, wartawan RADARSEMARANG.COM mendapatkan keterangan dari saksi mata ambrolnya pondasi jembatan. Nur Intan, 38, mengatakan saat sebagian pondasi ambrol, bus Sinar Jaya hendak melintas karena sopir tak tahu ada insiden itu. Ia lalu berteriak menghentikan bus yang akan menuju ke arah Kajen itu. Bus akhirnya berhenti tepat di tengah badan jembatan. Sementara suaminya menghentikan kendaraan-kendaraan dari arah sebaliknya.
“Kami berlari-larian dan berteriak. Bus itu bawa banyak orang, saya ngeri, takut bus itu tidak selamat,” kata perempuan yang tinggal di dekat jembatan ini.
Bus berhenti beberapa menit. Kata Intan, mundur sudah susah karena di belakang bus itu juga sudah ada mobil-mobil. Akhirnya Intan dan suami mendekat ke bus dan berbicara dengan sopir.
“Suami saya menyuruh bus itu jalan tapi cepat. Takutnya kalau pelan-pelan, pondasi jembatan malah makin ambrol. Kami mengondisikan lalu lintas saat bus itu mau jalan,” ungkapnya.
Benar, kata Intan, begitu bus itu jalan, sebagian pondasi kembali ambrol. Setelah itu, warga berdatangan. Lalu menutup jembatan dengan portal seadanya.
“Kalau ambrol yang pertama, suaranya keras sekali. Saat itu saya sedang menutup jualan, masih sepi orang. Saya kira suara pohon ambruk. Ternyata pondasi jembatan ambrol. Syukurlah tidak ada korban,” ungkapnya. (nra/zal)