RADARSEMARANG.COM, Kajen – Hari ini, Kamis (25/8), Kabupaten Pekalongan genap berusia 400 tahun. Pemkab Pekalongan berkomitmen menjadikan hari jadi ke empat abad ini sebagai momen untuk bangkit bersama dari hantaman pandemi Covid-19. Hal itu ditegaskan pada tema hari jadi ke-400 ini, yakni “Pekalongan Setara Bangkit Maju Bersama”.
Di bawah kepemimpinan Fadia Arafiq – Riswadi, Pemkab Pekalongan berkomitmen mewujudkan masyarakat yang sejahtera, adil, dan merata (setara) serta berbudaya gotong royong.
Fadia mengatakan, setara yang dimaksud adalah pembangunan merata di semua wilayah, baik wilayah atas, tengah, dan pesisir. Itu merupakan visi kepemimpinannya bersama Riswadi.
“Kami punya tiga jurus (program) untuk mewujudkan visi itu. Tiga itu yakni di pembangunan infrastruktur, pendidikan, dan pelayanan kesehatan gratis tanpa mengesampingkan sektor-sektor lain. Sebab menurut kami, tiga bidang itu merupakan kebutuhan mendasar masyarakat,” ucap Fadia.
Sektor Infrastruktur
Dalam berbagai kesempatan di hadapan warga, Fadia kerap mengutarakan niatnya membuat semua jalan di Kabupaten Pekalongan mulus dari wilayah pengunungan hingga pesisir. Tekad itu, Fadia-Riswadi buktikan dengan mengalokasikan anggaran untuk bidang ini sebesar lebih dari Rp 100 miliar untuk tahun ini. Tahun sebelumnya, Pemkab Pekalongan hanya mengganggarkan Rp 50 miliar.
“Saya cuma ingin warga saya bisa menikmati jalan yang layak, yang tak membahayakan karena banyak lubang,” ujarnya.
Tak hanya itu, Fadia juga membuktikan tekadnya dengan berupaya mencari anggaran dari Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jateng. Berkat kepiawaiannya berkomunikasi dengan pemprov, anggaran turun sebesar Rp 60,9 miliar. Sebelumnya, Pemprov Jateng hanya menurunkan Rp 6 miliar.
Sektor Kesehatan
Program layanan kesehatan gratis bagi warga yang kurang mampu (yang belum memiliki jaminan kesehatan) sudah berjalan sejak awal 2022. Program ini berlaku di seluruh fasilitas kesehatan dan rumah sakit milik Pemkab Pekalongan. Cukup menunjukkan KTP, masyarakat langsung bisa mengakses pelayanan kesehatan.
Dalam waktu tiga bulan, yakni Februari hingga April, sudah 8.862 warga memanfaatkan program ini. Terdiri atas 8194 pasien rawat jalan, 423 rawat inap, dan 245 pasien persalinan.
“Kami juga memberikan bantuan bagi keluarga penunggu pasien di rumah sakit Rp 50 ribu per hari. Meski terbilang sedikit, tapi itu wujud perhatian kami,”ujar Fadia.
Sektor Pendidikan
Dalam berbagai kesempatan, Fadia selalu menyebut dirinya sebagai ibu dari anak-anak Kabupaten Pekalongan. Berawal dari keprihatinannya melihat anak-anak yang tak mampu bersekolah karena biaya mendorong Fadia menelurkan kebijakan di bidang pendidikan ini.
Tak main-main, anggaran sebesar Rp 2,7 miliar digelontorkan untuk pengadaan seragam sekolah (SD dan SMP Negeri). Jumlah SD dan SMP negeri di Kabupaten Pekalongan sebanyak 526 sekolah. Seragam gratis ini sudah dibagikan saat dimulainya tahun ajaran baru, beberapa waktu lalu.
“Saya ingin semua anak di Kabupaten Pekalongan bisa sekolah. Jangan sampai tidak hanya karena biaya lain-lain yang memberatkan, termasuk untuk seragam,” ucapnya.
Program ini memang hanya menyentuh sekolah-sekolah negeri. Tapi Pemkab Pekalongan tetap memikirkan SD dan SMP swasta yang berjumlah 63 sekolah. Misalnya dengan pemberian hibah kepada sekolah-sekolah NU, Muhammadiyah, dan sebagainya. (nra/aro)