RADARSEMARANG.COM, Kajen – Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kabupaten Pekalongan, kehabisan stok obat-obatan untuk penyakit mulut dan kuku (PMK) di tengah gencar-gencarnya melakukan vaksinasi hewan ternak. DKPP meminta peternak sementara membeli obat secara mandiri.
Kabid Peternakan dan Kesehatan Hewan DKPP Kabupaten Pekalongan Arif Rahman mengatakan, terkait hal itu pihaknya kini tengah mengajukan anggaran ke pemkab. Ia belum bisa memastikan kapan stok obat itu kembali ada.
“Selama stok belum ada, kami sarankan peternak memenuhi secara mandiri atau masing-masing pemerintah desa menggeser dana ketahanan pangan untuk keperluan itu,” katanya.
Ia menambahkan, ada banyak desa di Kabupaten Pekalongan dengan populasi sapi yang padat. Menurutnya, pemerintah desa juga perlu melakukan pencegahan dan penaggulangan PMK.
“Saya kira pemdes juga berkepentingan untuk melindungi warganya yang sebagian besar bermatapencaharian peternak,” ujarnya.
Ia menyebut, hingga pekan lalu ada 521 kasus PMK. Sekitar 70-an ekor membaik, 22 ekor dipotong paksa, dan tiga ekor mati.
“Itu yang terlapor. Kabarnya di lapangan banyak ternak yang dijual murah karena peternak panic selling,” ucapnya.
Sementara itu vaksinasi PMK masih terus dijalankan. Hingga saat ini, dari dua ribu dosis, sudah 854 dosis disuntikkan. Vaksinasi ini diprioritaskan untuk sapi-sapi perah atau yang masih sehat.
“Sebanyak 854 dosis itu tersebar di Kecamatan Paninggaran, Lebakbarang, Kandangserang, Wiradesa, Tirto, Bojong, dan Kesesi,” tandasnya. (nra/zal)