RADARSEMARANG.COM, Kajen – Puluhan rumah di Desa Garungwiyoro, Kandangserang, Kabupaten Pekalongan, terancam bencana tanah gerak. Saat ini sudah ada satu rumah yang terdampak. Lantai dan dinding retak, saka pun menggantung karena fondasi teras amblas.
Rumah tersebut milik Lutfi Asror. Tepatnya di Dukuh Karyamukti, RT 04, RW 02, Desa Garungwiyoro. Untuk sementara, saka teras rumahnya diganjal balok kayu seadanya. Seluruh penghuni mengungsi ke rumah tetangga.
Kepala Desa Garungwiyoro Jariyah mengatakan, tanda-tanda tanah bergerak dirasakan warga sejak intensitas hujan tinggi mulai Sabtu (13/11) lalu. Sejak saat itu, alarm Early Warning System (EWS) atau alat pendeteksi dini bencana yang pernah dipasang BPBD Provinsi berbunyi setiap hari.
“Warga tak begitu panik karena berbunyi setiap hari,” katanya, kemarin.
Kerusakan tak hanya menimpa rumah Lutfi. Kata Jariyah, di titik tertentu jalan desa amblas. Dalamnya sekitar 15 sentimeter. Kejadian seperti ini, lanjut dia, hampir setahun sekali.
“Puluhan rumah lain tentu juga kini terancam. Kami sudah minta penghuninya selalu waspada,” ucapnya.
Kepala Cabang Dinas ESDM Provinsi Jawa Tengah Wilayah Serayu Utara Suhardi menjelaskan, salah satu pemicu tanah bergerak memang curah hujan ekstrem (hujan deras yang berlangsung lama). Faktor lainnya adalah material penyusun tanah.
“Berupa pelapukan batuan yang bersifat gembira. Sehingga ketika pada kondisi tertentu tanah akan cenderung bergerak,” jelasnya.
Ia menambahkan, adanya alih fungsi lahan juga dapat menjadi faktor. Membuat tak adanya vegetasi yang menahan. Berdasarkan penelitian Badang Geologi, kata dia, potensi tanah bergerak di Kecamatan Kandangserang, termasuk dalam klasifikasi menengah-tinggi.
“Jika mendapati adanya retakan tanah, upaya sederhana yang bisa dilakukan warga adalah segera menutup agar air tidak langsung masuk ke tanah,” imbaunya. (nra/zal)
