RADARSEMARANG.COM, Kajen – Nur Rokhim, 33, boleh dibilang sebagai satu contoh orang yang berupaya bangkit dari dampak pandemi. Chef ini memutuskan keluar dari dapur hotel dan bangkit dengan membuka resto di teras rumah.
Meski awalnya bimbang, Nur Rokhim akhirnya berani memutuskan langkah. Padahal, perdapuran hotel sudah menjadi dunianya selama sembilan tahun terakhir. Sudah lebih dari lima hotel ia naungi. Mulai hotel di Salatiga, Demak, Pati, Semarang, dan terakhir Pekalongan. Awal pandemi tahun 2020, ia memutuskan keluar dari dunia itu. Padahal, kata dia, kala itu perhotelan belum begitu terdampak.
“Tetapi rasanya sudah mulai sepi. Kebetulan saya punya cita-cita ingin punya resto sendiri. Akhirnya saya mantapkan hati untuk keluar,” ungkapnya.
Keluar dari hotel bukan karena dipecat seperti yang diberitakan media-media lain. Kepada koran ini, ia mengonfirmasi, keputusannya keluar adalah murni kemuan diri.
Setelah resign, Nur Rokhim ternyata tak bisa langsung tancap gas membuka resto impiannya. Ia sempat kebingungan memulai karena berbagai hal. Rasa sesal menghantui. Tetapi ia terus memacu diri. Akhirnya ia isi dengan menjadi sopir ojek online (ojol).
“Fase itu saya gunakan juga untuk bermusyawarah dengan istri dan mertua tentang mimpi buka resto,” ungkapnya.
Jelang akhir 2020, Nur Rokhim mewujudkan mimpinya. Atas izin mertua, ia menyulap halaman rumah seluas 10 x 7 meter persegi menjadi resto. Ia beri nama “Lawang Sewu Resto & Catering”. “Agar rezeki kami bisa masuk dari seribu pintu,” ungkap pria kelahiran Demak ini.
Saat ditemui wartawan koran ini Sabtu (14/8/2021) lalu, Nur Rokhim tengah sibuk di dapur. Ia tampak menjiwai profesinya. Ia memasak dengan mengenakan chef uniform berlogo Indonesia Chef Association (ICA). Aksinya di dapur sangat terampil. Sesekali melemparkan tumisan bumbu ke udara lalu menangkapnya kembali dengan teflon. Kala itu, ia sedang memasak chicken krispi steak, iga bakar, onion ring, dan salad buah. “Di sini juga bisa request menu,” ucapnya.
Keputusan Nur Rokhim keluar dari hotel ternyata sempat mendapat keraguan dari sang istri, Juwita Ria. Juwita mengatakan, keraguan itu muncul karena khawatir resto impian suaminya tak laku. “Kalau di hotel gajinya tetap dan pasti. Kalau jualan kan tidak. Tapi Alhamdulilah, ternyata omzet per bulan kadang sampai Rp 8 juta,” paparnya. (nra/zal)