RADARSEMARANG.COM, Kajen – Bupati Pekalongan Fadia Arafiq baca satu per satu pesan aduan masyarakat. Pada Jumat (30/7/2021) lalu, total ada 69 laporan yang tertampung sejak 16 Juli 2021. Fadia membaca semuanya dan menandai laporan-laporan yang akan ia tindaklanjuti.
Sebanyak 69 pesan tersebut adalah laporan dan aduan yang tertampung di Layanan Aspirasi dan Pengaduan Online Rakyat (Lapor). Itu adalah salah satu sistem pelayanan publik yang dimiliki Pemerintah Kabupaten Pekalongan. Siapapun bisa mengirim pesan ke sana melalui SMS. “Dalam kurun waktu tertentu saya baca semuanya. Misalnya seminggu sekali,” kata Fadia kepada RADARSEMARANG.COM.
Jumat (30/7/2021) itu, Fadia tampak khusyuk membaca satu per satu pesan. Padahal, semua pesan sudah direspons oleh tiap dinas yang berkaitan dengan isu yang dilaporkan. Saking teliti, Fadia menegur operator monitor yang terlalu cepat menggeser kotak pesan. Bahkan ketika ajudannya mengingatkan agenda lain setelah itu, Fadia tak beranjak. “Iya, saya ingin baca betul itu. Karena saya tak mau terima laporan yang ‘asal ibu senang’ atau berita yang enak-enak saja. Nah ini kan laporan riil, laporan nyata dari rakyat,” ucapnya.
Fadia membaca pesan-pesan itu di ruang rapat bupati. Hari itu, di ruang tersebut hanya ada tujuh orang. Fadia didampingi Kepala Dinkominfo Kabupaten Pekalongan Anis Rosidi, ajudan, operator, dua wartawan, termasuk wartawan koran ini, dan satu orang pengambil gambar.
Wartawan koran ini yang hari itu kebetulan ada dalam ruangan itu untuk wawancara hal lain, ikut menyimak pesan. Pesan yang masuk beragam. Mulai dari laporan sampai pertanyaan. Permasalahannya pun beragam. Mulai dari pertanyaan jadwal vaksinasi, syarat-syarat bantuan sosial, hingga laporan jalan rusak. “Tadi saya sudah tandai yang perlu kami tindak cepat. Meski sudah dijawab oleh dinas, saya perintahkan operator mencetak (print) pesan itu. Untuk saya disposisi ke dinas terkait supaya cepat tindaklanjutnya,” kata Fadia.
Ia ingin, fasilitas Lapor Bupati itu tidak menjadi formalitas belaka tanpa penyikapan. Ia menempatkan fasilitas itu sebagai sarana lain untuk berkomunikasi dengan warganya. “Saya harus baca betul, karena agar masyarakat terlayani. Agar mereka juga merasa benar-benar punya pemimpin,” ucapnya. (nra/ton)