RADARSEMARANG.COM – Masyarakat Kabupaten Pekalongan tentu tak asing dengan nama Riswadi Riswood. Politisi. PDI Perjuangan ini awalnya hanya dikenal sebagai seorang pedagang kayu. Namun siapa sangka, ternyata menjadi pedagang kayu merupakan jalan dia menjadi seorang politisi, pemimpin partai, wakil ketua DPRD, dan kini wakil bupati Pekalongan.
Riswadi asli warga Kabupaten Pekalongan. Putra daerah. Lahir pada 23 Maret 1973. Ia besar di Desa Gandarum, Kecamatan Kajen. Hingga saat ini tempat tinggalnya masih di sana. Mulai terjun ke dunia politik sejak tahun 2006. Kala itu ia tanpa ragu memilih PDI Perjuangan sebagai tempat bernanungnya. “Karena terus terang saja sejak dahulu saya kagum dan tertarik dengan ideologi partai ini. Maka saya waktu itu tidak ragu,” katanya kepada RADARSEMARANG.COM.
Riswadi lahir bukan dari keluarga berlatar belakang politisi. Kedua orang tuanya buruh-tani di Desa Gandarum. Berpolitik murni karena dorongan jiwa Riswadi. Alasannya hanya karena suka. “Kesukaan itu muncul dari seringnya saya menonton politikus berdebat adu argumen di televisi. Kata saya, kok keren, ya. Itu saya mulai suka dan tertarik dengan politik,” ungkapnya.
Meski demikian, Riswadi tak masuk jurusan politik ketika kuliah. Ia lebih memilih jurusan Hukum di Universitas Pekalongan (Unikal). Namun kesukaannya terhadap politik tetap hidup. Tokoh politik yang ia kagumi dari dahulu hingga sekarang ialah Bung Karno dan Megawati Soekarnoputri. “Bagi saya ilmu politik itu bisa dipelajari di mana saja, kapan saja, dan oleh siapa saja. Wong nyong ngerti politik kadi dagang kayu ka (orang saya saja memahami politik dari berdagang kayu kok),”ucapnya dengan dialek dan aksen khas Kajen.
Bagi Riswadi, aktivitasnya sebagai pebisnis kayu sejak tahun 1999 itu turut mengilhaminya menjadi seorang politisi. Sebab, kata dia, dari berdagang kayu itulah ia bisa mengenal dan dikenal banyak orang. Bahkan juga dari luar daerah. “Berdagang kayu juga butuh memobilisasi orang, memanajemen sekelompok orang, mengambil keputusan, dan lainnya. Praktik-praktik itu yang kemudian memberi ilmu dasar berpolitik saya,” katanya.
Selain mengilhami Riswadi ke politik, aktivitas dagang kayu yang ia geluti belasan tahun itu membuat ia lebih akrab disapa “Riswood”. “Ris” adalah Riswadi, dan “wood” adalah kayu. “Sampai sekarang saya malah lebih senang jika orang menyapa saya Riswood. Biar saya itu tidak lupa dari mana saya memulai semuanya,” ujarnya. (nra/ton)