RADARSEMARANG.COM – Riswadi pernah dua kali gagal di Pilkada Kabupaten Pekalongan. Yakni pada 2011 dan 2015. Ternyata kegagalan dua kali itu justru jadi amunisi bagi Riswadi. Ia akhirnya menang pada Pilkada 2020 dan resmi menjadi wakil bupati Pekalongan mendampingi Fadia Arafiq.
Riswadi mengaku, sesungguhnya ia tak begitu ingin maju di Pilkada 2020 lalu. Sebab ia sadar dan tahu publik akan menilainya terlalu ambisius. Namun mengingat ia sebagai kader dan tokoh partai yang harus bertanggungjawab, akhirnya ia maju. “Padahal saya sudah gagal dua kali. Tetapi dari itu partai justru menilai saya sebagai orang yang tak gampang menyerah dan loyal. Akhirnya saya laksanakan,”ungkap dia.
Riswadi makin mantap dengan keputusannya itu ketika ia mengingat harapan-harapan masyarakat Kabupaten Pekalongan yang belum terwujud. Ternyata Riswadi selalu menginvetarisasi aspirasi warga sejak dahulu ia berkampanye di pilkada-pilkada sebelumnya. Ditambah, kala ia menjabat sebagai Wakil Ketua DPRD. Riswadi mencatat semuanya. Dari itulah, akhirnya ia mantap maju di Pilkada 2020. “Ya, kegagalan dua kali itu justru memperkaya pengalaman saya di Pilkada. Saya jadi punya peta untuk melangkah dan mengambil keputusan dan strategi,” ucapnya.
Selain menjadi modal strategi, kegagalan dua kali itu juga menjadi modal psikologis Riswadi. Pada Pilkada 2020 lalu, Riswadi sudah tak memikirkan menang atau kalah. Ia fokus membangun strategi dan mengambil simpati rakyat. “Saya malah sempat membatin, ini sudah usaha, sudah ikhtiar, sudah berniat baik, kalau kalah lagi ya sudah. Toh, saya sudah biasa kalah,” katanya. (nra/ton)