27.7 C
Semarang
Wednesday, 8 October 2025

Bibir Pantai di Teras, Ombak Masuk Rumah

Artikel Lain

RADARSEMARANG.COM, Kajen – Abrasi di Dukuh Simonet makin mengerikan. Bibir pantai sudah sampai di teras rumah-rumah warga. Jika gelombang tinggi, ombak bisa masuk rumah. Hingga kini, total sudah 12 rumah ditinggalkan penghuninya.

Simonet merupakan sebuah dukuh di Desa Semut, Kecamatan Wonokerto, Kabupaten Pekalongan. Menurut penuturan warga setempat, dahulunya Simonet tidak terpisah dengan daratan. Sejak Juni 2020, dukuh ini bak pulau. Abrasi dan gelombang tinggi membuat akses darat ke dukuh ini terputus. Sebelumnya abrasi juga terjadi pada 2005. Membuat bibir pantai makin mendekat ke permukiman.

Bibir pantai sudah benar-benar di depan teras tiga rumah paling ujung utara. Tiga rumah ini sudah ditinggalkan penghuninya sejak Juni 2020.

Sholati, 37, kerabat salah satu pemilik rumah itu mengatakan, awalnya jarak bibir pantai dari teras rumah lebih dari 500 meter. Tiap tahun makin mendekat. Hingga akhirnya sampai di depan teras rumah. Penghuni tiga rumah itu kini pindah ke lain dukuh. “Saya lahir di dukuh ini. Saya tahu betul kondisi dukuh ini saat saya masih kanak-kanak,” katanya.

Geser ke timur, RADARSEMARANG.COM menemui Tasmuni, 60. Ia dan suaminya tengah mencangkuli pasir pantai yang masuk ke dalam rumahnya. Kondisi rumahnya memprihatinkan. Timbunan pasir pantai di dalam rumahnya sangat tebal. Rumahnya jadi pendek. Bahkan wartawan koran ini harus merunduk ketika masuk.

Tasmuni dan suaminya masih memilih bertahan sambil menunggu relokasi. Karena ia belum punya uang untuk mengontrak rumah. Meski jarak bibir pantai ke rumahnya masih cukup jauh, tapi apabila malam hari atau gelombang tinggi, omba sampai masuk ke rumahnya. “Makanya, kalau malam pasti kami tinggalkan rumah ini. Mengungsi ke tempat kerabat di desa sebelah. Pagi atau siang kami kembali ke sini. Membersihkan pasir,” ungkapnya.

Menurut salah seorang anggota Badan Permusyawaratan Desa (BPD) Desa Semut Rasjoyo, luas Dukuh Simonet atau RW 16, kurang lebih 15 hektare. Ada dua RT di dukuh ini, yakni RT 14 dan 15. Total penduduk Simonet, lanjut Rasjoyo, 70 kepala keluarga atau 265 jiwa. Pada Minggu (31/1/2021), sudah ada 12 rumah yang telah ditinggalkan penghuninya.

Selasa (26/1/2021) dan Jumat (29/1/2021) lalu, Simonet kembali diterjang ombak. Menurut Ketua RT 14 Sunaryo, gelombang mencapai tiga meter. “Selasa (26/1/2021) itu gelombang tinggi mulai pukul 01.00 WIB. Untuk yang Jumat (26/1/2021) mulai pukul 19.30 WIB. Tinggi gelombang ketika masih berada di laut sekitar 3 meter,” jelasnya.

Karena gelombang itu, Minggu (31/1/2021) warga bekerja bakti membangun tanggul darurat secara swadaya. Tanggul mereka buat dari karung-karung jumbo yang diisi pasir. “Ini baru bisa kami buat sepanjang delapan meter. Rencana kami sampai 30 meter,” tuturnya.

Menurut Camat Wonokerto Esy Pusiana, lahan relokasi seluas satu hektare sudah disiapkan. Lahan tersebut berada di Desa Semut, tepatnya di selatan tanggul Desa Semut. “Separo dari lahan tersebut sudah diurug. Namun belum kembali diteruskan karena mungkin ada refocusing anggaran untuk penanganan covid-19. Mudah-mudahan tahun ini terealisasi,” katanya. (nra/ton)

 


Artikel Terkait

Sementara Itu ..

Terbaru

Populer

Menarik

Lainnya