RADARSEMARANG.COM, Kajen – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pekalongan menyiapkan skema relokasi warga Desa Bodas terdampak bencana tanah gerak. Rencananya, lahan relokasi tak jauh dari desa tersebut.
Bupati Pekalongan Asip Kholbihi meninjau langsung lokasi bencana Desa Bodas, Kecamatan Kandangserang, pada Senin (21/12/2020) kemarin. Bersama Dandim 0710 Pekalongan dan Kapolres Pekalongan, ia melakukan dialog dengan warga.
Asip mengatakan, warga terdampak menyatakan ingin direlokasi. Sebab bencana tanah gerak tak hanya sekali terjadi di Desa Bodas. Setidaknya sudah tiga kali terjadi yakni pada 2005, 2012, dan 2020. Pada 2005, sebagian warga juga telah direlokasi. “Sesuai keinginan warga, relokasi akan kami upayakan di sekitar Desa Bodas,” katanya kepada RADARSEMARANG.COM.
Asip akan mengirim tim dan memerintahkan Camat Kandangserang untuk melakukan survei lahan bakal tempat relokasi. Di lokasi bencana, Asip juga langsung berkoordinasi dengan dinas terkait untuk menyiapkan skema relokasi. “Nanti saya akan berkoordinasi dengan pemerintah pusat dan provinsi. Semoga lancar dan ini cepat teratasi,” ujarnya.
Asip belum dapat memastikan bagaimana skema relokasi nanti. Namun berdasarkan pengalaman sebelumnya, pemerintah akan membeli tanah warga kemudian kembali dihibahkan kepada mereka. “Mungkin akan seperti yang pernah dilakukan sebelumnya. Tinggal kami aplikasikan nanti,” jelasnya.
Kepala Desa Bodas Wasgito mengatakan, warga antusias dan menyatakan siap jika memang akan direlokasi. Usai tinjauan dan kunjungan bupati itu, pihaknya langsung mengadakan pertemuan dengan warga. “Tadi setelah bupati pulang, warga kami kumpulkan. Mereka siap direlokasi. Tapi tidak ingin jauh dari Bodas,” katanya.
Dandim 0710 Pekalongan Letkol CZI Hamonangan Lumban Toruan mengatakan, pihaknya siap mengawal dan membantu langkah-langkah Pemkab Pekalongan dalam menangani tanah gerak Bodas. “Ke depan setelah relokasi semoga warga hidup lebih aman,” harapnya.
Kapolres Pekalongan AKBP Darno bersyukur masyarakat masih bisa menjalankan aktivitas seperti biasa dan tidak terpuruk karena bencana tanah gerak. “Mereka punya kesadaran hidup di daerah yang tidak aman dan bisa waspada. Terbukti, tak ada korban jiwa saat bencana terjadi,” tutupnya. (nra/ida)