RADARSEMARANG.COM, Kajen – Atika Yusnita, 28, sulit menyimpulkan ini kabar gembira atau sebaliknya. Satu sisi ia kecewa pembelajaran tatap muka ditunda karena Kabupaten Pekalongan kembali masuk zona oranye.
Namun, di sisi lain sebagai orang tua, kabar itu melegakan. Warga Capgawen Selatan, Kecamatan Kedungwuni ini sebenarnya masih agak khawatir dengan pembelajaran tatap muka.
“Tetapi anak sudah menanyakan terus kapan ke sekolah. Jadi kabar ini bagi saya merupakan dilema,” katanya kepada RADARSEMARANG.COM, Kamis (10/9).
Anaknya, Zahwa Maheswari, sekolah di Madrasah Ibtidaiyah Negeri (MIN) Kedungwuni. Beberapa hari lalu ia menerima surat pemberitahuan dari sekolah terkait pembelajaran tatap muka.
“Yang bikin takut, dalam surat itu tertulis jika anak tertular Covid-19 bukan tanggung jawab sekolah. Jadi makin dilema,” ujarnya.
Pembelajaran tatap muka di Kabupaten Pekalongan semula akan dimulai pada Senin (14/9/2020). Kemarin, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dindikbud) Kabupaten Pekalongan memutuskan menunda rencana itu.
Plt Kepala Dindikbud Kabupaten Pekalongan Siti Masruroh mengatakan, penundaan itu berdasarkan rapat koordinasi dengan asisten II, dinas kesehatan (Dinkes), dan BPBD Kabupaten Pekalongan.
“Kami putuskan untuk menunda pembelajaran tatap muka karena Kabupaten Pekalongan masih berstatus zona oranye,” ujarnya.
Evaluasi zonasi Covid-19 akan dilaksanakan pada Sabtu (12/9/2020). Namun Dindikbud lebih memilih menunda karena melihat perkembangan tren kasus Covid-19 di Kota Santri.
Kepala Dinkes Kabupaten Pekalongan Setiawan Dwi Antoro mengatakan, status zona oranye memang berlaku sampai (12/9/2020). Namun melihat perkembangan, pembelajaran tatap muka memang lebih baik ditunda.
“Tidak bisa dikira-kira nanti Kabupaten Pekalongan akan berstatus zona apa. Tetapi dalam rakor kemarin, Dindikbud, BPBD, dan Dinkes memutuskan untuk menunda pembelajaran tatap muka,” tutupnya. (nra/lis/bas)
