RADARSEMARANG.COM, Kendal – Makam bupati pertama Pekalongan berada di Kabupaten Kendal. Sang juru kunci, Sukarman, 75, sepenuh hati merawat area makam tersebut. Meski dia bukan warga Pekalongan.
Warga Desa Protomulyo Kecamatan Kaliwungu Selatan itu tinggal di kompleks makam Bukit Jabal Nur, tempat makam tersebut berada. Tanpa pamrih, pagi dan sore hari dedaunan kering terus disapunya. Area makam yang telah dipugar pada tahun 2003 lalu, kini memiliki bangunan pendopo dengan luasan sekitar 7 meter persegi. Tangan rentanya tak henti menyapu dan membersihkan debu-debu dengan kemoceng.
“Saya belum tahu kenapa makam Kanjeng Pangeran Adipati Mandurorejo ini dimakamkan di Kendal. Saya pingin tanyakan nanti ke ahli warisnya,” ucap juru kunci makam tersebut pada RADARSEMARANG.COM.
Dalam benaknya, walaupun Mandurorejo seorang tokoh daerah lain, tapi ia berjasa melawan penjajahan. Sukarman sudah 41 tahun menjaga makam tersebut. Ia hidup dengan membuka warung di area makam. Ia tak memaksa siapapun yang hendak berziarah untuk bersedekah. Bantuan pun hanya didapatkan dari Pemkab Pekalongan.
“Tidak ada yang gaji saya niat ibadah lillahi ta’ala. Kalau ada orang ziarah tidak pernah saya minta uang,” imbuh bapak tujuh anak tersebut.
Sukarman dengan bangga menjelaskan bahwa Bupati Pekalongan pertama tersebut pengusir Belanda dan Jepang. Dulu dia yang memimpin perang di depan. Daerah tersebut juga masih masuk wilayah Kerajaan Mataram yang sekarang berada di wilayah Protomulyo. Suasana di makam tersebut teduh, ada pohon besar yang tumbuh di barat bangunan makam.
Makam Mandurorejo tidak terlalu banyak dikunjungi peziarah. Biasanya ramai pada hari Jumat Kliwon dan Selasa Kliwon. Jelang HUT Kabupaten Pekalongan, pejabat Pemkab Pekalongan selalu berziarah ke makam tersebut. Makam juga dicat ulang oleh Sukarman dan didekor semangat kemerdekaan Indonesia. (yan/lis/bas)