RADARSEMARANG.COM, KAJEN- Jumlah guru Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan (PJOK) Kabupaten Pekalongan yang tergabung dalam Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) PJOK tingkat SMA, Jumat (20/9) kemarin, melakukan aksi protes dengan mengadakan pertemuan di Kajen. Mereka mengkritisi Dinas Pariwisata Pemuda dan olah Raga (Dinporapar) Kabupaten Pekalongan.
Pasalnya sejak olah raga dan pemuda dipegang Dinas Pariwisata Pemuda dan Olah Raga (Dinporapar) Kabupaten Pekalongan, bukan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Pekalongan, banyak prestasi atlet yang turun.
Sugiharjo, 43, guru olahraga di SMAN Kandangserang didampingi beberapa guru olahraga lainnya mengungkapkan, managemen pembinaan olahraga oleh Dinporapar karut marut, terbukti dengan banyaknya prestasi atlet yang turun karena minimnya bantuan sarana, serta dipotongnya bantuan bagi atlet berprestasi.
“Kehadiran kami di sini untuk menyamakan visi misi. Karena semakin ke sini penyelenggaraan Popda semakin menurun. Bahkan penghargaan terhadap anak- anak semakin berkurang. Dulu saat dipegang Dindikbud untuk penghargaan siswa-siswi yang juara 1 mendapatkan uang pembinaan Rp 100 ribu lebih, piagam, dan piala. Tapi kali ini hanya Rp 76 ribu untuk perorangan. Untuk beregu dulu Rp 1,2 juta, sekarang hanya kurang dari Rp 400 ribu,” ungkap Sugiharjo.
Sementara itu, Kasi Pengembangan Bakat dan Prestasi Dinporapar Kabupaten Pekalongan, Darsono menanggapi masalah yang terjadi di bidang yang ditanganinya. Yakni bantuan prestasi yang menurun, serta penjadwalan Popda yang karut marut.
Menurutnya masalahnya adalah kurangnya komunikasi, dengan para pembina olah raga di tingkat bawah. Karena sebenarnya SMA/SMK itu dikelola oleh provinsi, namun dalam Popda kabupaten ini memang boleh ikut.
“Dan untuk popda ini urutannya ada Popda kabupaten, Popda karesidenan. Bahkan provinsi. Jadi kami sesuaikan dengan jadwal. Memang mungkin ada yang puas dan tidak. Namun intinya kami memang masih berproses membangun olahraga di Kabupaten Pekalongan,”jelas Darsono.
Adapun mengenai uang pembinaan, piagam dan piala yang dikeluhan, pihaknya mengutamakan berjalannya popda terlebih dulu, meskipun anggaran seringkali belum ada. Sehingga uang pembinaan, piagam dan piala seringkali terlambat.
“Tapi untuk tahun 2019 ini kami jamin Popda lebih baik, tidak seperti tahun 2018 memang itu. Kami akui tahun ini uang pembinaan, piagam, piala sudah disiapkan,” tegas Darsono. (thd/lis)
PJOK – Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan (PJOK) Kabupaten Pekalongan, yang tergabung dalam Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) PJOK tingkat SMA, saat melatih atlit Sepak Bola di Lapangan Kajen.