RADARSEMARANG.COM, Demak – Di Kabupaten Demak, hingga kini sudah ada puluhan embung yang dibangun. Pembangunan embung ini tersebar di sejumlah desa yang ada di beberapa kecamatan.
Seperti diketahui, fungsi embung sangat vital dalam upaya penyediaan air irigasi melalui proses penampungan air baik dari hujan maupun dari sungai.
Untuk memaksimalkan fungsi embung ini, maka diperlukan pemeliharaan yang intensif. Pemeliharaan dilakukan Dinputaru bidang sumber daya air (SDA) dan pengairan.
Suroso selaku sub koordinator operasi dan pemeliharaan SDA menyampaikan, pemeliharaan embung tersebut dilakukan untuk embung yang menjadi kewenangan Pemkab Demak.
Sedangkan, embung lain yang menjadi kewenangan provinsi dilakukan oleh pihak provinsi. Demikian pula yang embung lain jika itu dibangun oleh pemerintah pusat, maka kewenangannnya pun ada di pusat.
“Tentu saja, embung yang kita rawat adalah yang menjadi kewenangan Pemkab. Untuk yang dibangun provinsi ya itu kewenangan provinsi. Karena itu, yang menjadi kewenangan pemkab tetap kita upayakan pemeliharaannya,”ujar dia.
Suroso menambahkan, ada sekitar 10 embung yang kini dalam perawatan Dinputaru bidang SDA. Selain berfungsi sebagai penyediaan air, juga biasanya sangat membantu dalam menyongsong musim tanam (MT) 2.
“Kalau MT 2 itu biasanya terkait dengan persediaan air irigasi khusus untuk tanaman palawija, terutama yang posisi daerahnya sulit air,”katanya.
Sejumlah embung yang dipelihara antara lain, embung yang ada di Kelurahan Mangunjiwan. Kemudian, embung di wilayah Desa Kendaldoyong, embung di Desa Tlogorejo, embung di Desa Temuroso, dan lainnya.
Sedangkan, embung lain seperti embung di Desa Sedo, Kecamatan Demak Kota menjadi kewenangan provinsi karena dananya bersumber dari bantuan gubernur (bangub).
“Idealnya memang harus banyak embung. Setidaknya, untuk antisipasi pemenuhan kebutuhan air di MT 2 dan 3. Karena itu, fungsi embung perlu di optimalkan,”katanya. (hib/web/bas)
