27.5 C
Semarang
Sunday, 22 June 2025

Kejadian Banjir Jadi Pengalaman Berharga dalam Penanganan Tanggul Kritis

Artikel Lain

RADARSEMARANG.COM, Demak Peristiwa atau kejadian banjir yang pernah terjadi di Demak pada tahun-tahun sebelumnya menjadi pengalaman berharga bagi Dinputaru bidang Sumber Daya Air (SDA) Pemkab Demak.

Karena itu, tugas utama dalam mengkoordinasikan segala sesuatunya sebagai upaya pencegahan banjir terus dilakukan bidang SDA dan pengairan tersebut.

Sub Koordinator (Subkor) Operasi dan Pemeliharaan bidang SDA, Suroso menyampaikan, koordinasi kewilayahan yang dilakukan setidaknya dapat menjadi sarana preventif dalam penanganan kemungkinan bencana banjir terjadi.

“Koordinasi kewilayahan ini diperlukan karena kaitannya dengan dampak yang ditimbulkan banjir terhadap masyarakat Kwbupaten Demak, utamanya yang ada di daerah sekitar,”ujarnya.

Salah satu cara yang dilakukan Dinputaru adalah berkoordinasi dengan badan penanggulangan bencana daerah (BPBD) serta dinas instansi lainnya yang terkait. Termasuk dengan Dinas Sosial, Palang Merah Indonesia (PMI) dan lainnya.

Yang menjadi perhatian dalam koordinasi ini adalah terkaolit dengan penanganan dampak sosial.”Berdasarkan pengalaman terdahulu terkait jebolnya tanggul Sungai Tuntang di Desa Sumberejo, Kecamatan Bonang misalnya telah menjadi catatan tersendiri,”katanya.

Seperti, masih adanya sedikit keterlambatan penanganan karena sulitnya akses saat hendak mengirim alat berat ke lokasi kejadian tanggul jebol.

“Tentu, seperti ini menjadi evaluasi kita terkait sarana infrastruktur jalan ke lokasi yang tidak memadai. Jadi, mau ngirim alat berat kesulitan karena medannya sempit,”ujar dia.

Dia mengatakan, medannya tidak seperti jalan raya. Karena itu, ketika alat berat mau masuk ke lokasi kejadian khawatir tenggelam.  “Takut ambles dan tenggelam di sungai,”imbuh Suroso.

Pengalaman lain adalah terkait dengan jebolnya tanggul Sungai KB 1 di Kecamatan Guntur.  Banjir itu terjadi akibat sedimentasi yang tinggi di alur Sungai Setu. “Terjadi pendangkalan yang akut sehingga air sungai mudah melimpas dan memicu tanggul jebol,”katanya.

Hal yang sama pernah terjadi di Desa Bumirejo, Kecamatan Karangawen. Kejadian kerawanan  serupa juga pernah terjadi di Desa Batu, Kecamatan Karangtengah. Panjang tanggul yang limpas mencapai 5 sampai 7 kilometer. Peristiwa itu juga akibat pendangkalan yang tinggi sehingga perlu perhatian dari balai besar wilayah sungaib(BBWS). (hib/web/bas)

Reporter:
Wahib Pribadi

Artikel Terkait

Sementara Itu ..

Terbaru

Populer

Menarik

Lainnya