RADARSEMARANG.COM, Demak – Sistem pengairan dari Waduk Kedungombo berupaya maksimal dalam mendukung pelaksanaan musim tanam (MT) 1 di wilayah Kabupaten Demak. MT 1 yang dimulai awal September lalu tersebut didukung dengan ketersediaan air dari Waduk Kedungombo melalui sistem irigasi Sedadi dan Klambu Kiri.
Wahyudi Purnomo selaku perwakilan dari PSDA Seluna menyampaikan, ketersediaan air di Waduk Kedungombo kini mencapai 612,3 juta meter kubik. Ketersediaan air ini diprediksikan mampu mencukupi pengairan hingga tiga bulan ke depan. Termasuk untuk penyediaan air minum sekitar 500 juta meter kubik.
“Kita bersyukur karena tahun 2022 ini kita bisa kembali melaksanakan MT 1 di awal September,”katanya dalam rapat koordinasi (rakor) komisi pengairan ke-2 di Dinputaru Penkab Demak.
Dia menambahkan, air dari Waduk Kedungombo yang digelontor untuk wilayah Demak bisa mengcover sekitar 7 ribu hektare sawah. Juga sekitar 8 ribuan hektare areal pertanian di wilayah Grobogan.
Ini karena alur sungai yang dipakai irigasi hulunya berada di wilayah Grobogan dan hilirnya ada di wilayah Demak. Karena itu, kondisi aliran irigasi dati Sedadi dan Klambu Kiri sangat vital bagi pendistribusian air Waduk Kedungombo tersebut.
“Saat kita rakor akhir Agustus lalu di Kedungombo, bahwa penentuan pola tanam ini dilakukan sekaligus untuk menguaykan sistem irigasi Kedungombo untuk awal MT 1 September ini,”katanya.
Menurutnya, hingga saat ini sampai tiga bulan ke depan air masih mencukupi. Meski demikian, pihaknya berharap air hujan selama jangka waktu tersebut juga bisa mencukupi untuk menambah tampungan air di Waduk Kedungombo.
Menurut dia, beberapa waktu sebelumnya banyak petani yang merasa kebutuhan air kurang. Padahal, gelontoran air telah diperhitungkan mencukupi sebagaimana aturan kebutuhan pola tanam. Untuk awal diakui memang tidak bisa full. Apalagi sejak air mengalir banyak yang ingin langsung mengambil.
Adanya kekurangan itu, sempat menjadi bahan rapat internal termasuk pihak Jasa Tirta. “Karena itu, saat itu kita berpikir bahwa untuk per MT butuh berapa meter kubik?. Evaluasinya seperti itu saja,”kata Wahyudi.
Dia berharap, ketika sudah masuk MT 1 ini, Desember nanti diharapkan hujan bisa menambah aliran air. Sehingga untuk Desember tidak perlu dirilis kebutuhan air Kedungombo.
“Yang pasti saat ini kita sudah bisa memulai musim tanam September lagi. Dalam catatan, kita pernah mulai awal tanam itu bulan November. Karena ketersediaan air minim dengan adanya dampak musim kemarau. Sekarang ini aoe lebih melimpah karena kemarau basah,”katanya.
Yang perlu diingat adalah, kata dia, meski air cukup namun tidak boleh di hamburkan. Dalam pantauan pihaknya, meski air sudah digelontor dilapangan masih banyak petani yang belum menggarap lahan mereka.
“Maka, DP3A harus fokus untuk pengelolaan air yang ada sehingga bisa dibagi dan dimanfaatkan dengan baik,”katanya.
Kabid Sumber Daya Air Dinputaru Pemkab Demak, Maheswara Winiarti mengatakan, ketersediaan air menjadi faktor penting dalam pemenuhan air di MT 1 ini. “Karena itu, kita bagian dari komisi pengairan menggelar rakor yang kedua ini khusus membahas perkembangan kebutuhan air selama musim tanam di Kabupaten Demak,”katanya. (hib/bas)