RADARSEMARANG.COM, Demak – Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (Dinputaru) Bidang Tata Ruang Pemkab Demak berharap, pembangunan tanggul laut jalan tol Semarang-Demak mampu menahan atau mengatasi banjir rob di pesisir Sayung.
Kabid Tata Ruang dan Pertanahan, Naning Prihatiningrum menyampaikan hal itu usai mengikuti rapat bersama dengan Kantor Staf Presiden (KSP) yang dipimpin Deputi I Kepala Staf Kepresidenan Febry Calvin Tetelepta di Semarang.
“Kita berharap, pembangunan tol ini setidaknya mampu memgatasi masalah rob di Demak,”katanya.
Febry Calvin dalam rapat menyampaikan, bahwa jalan tol Semarang-Demak merupakan proyek strategis nasional (PSN) yang terintegrasi dengan tanggul laut Kota Semarang dan Demak. Karenanya diharapkan mampu mendukung konektifitas sisi utara Jawa Tengah.
“Jadi, jalan tol ini tidak hanya mendukung pusat ekonomi baru di Jawa Tengah, namun juga difungsikan sebagai penahan banjir rob serta mengatasi banjir yang berulang di Kota Semarang dan Sayung Demak,”katanya.
Untuk jalan tol seksi 1 yang menghubungkan antara Kaligawe dan Sayung panjangnya mencapai 10,39 kilometer dengan kebutuhan lahan sekitar 366 hektare. Terbagi atas 275 hektare lahan di Semarang dan 90,5 hektare di Kabupaten Demak.
Mendasarkan laporan dari Pemprov Jateng, tercatat ada 372 bidang tanah musnah atau tanah yang terendam rob. Tanah ini berada di seksi 1 yang akan menjadi laut secara permanen pada 2023. Jumlah itu mencakup 205,3 hektare di kawasan Kota Semarang dan 90,3 hektare di kawasan Kabupaten Demak.
“Karena itu, besarnya cakupan tanah musnah di wilayah jalan tol Semarang-Demak ini harus menjadi pertimbangan serius dalam pemberian ganti untung hak warg,”ujarnya.
Sejauh ini, kata dia, proses pembebasan lahan masih berjalan alot. Sebab, warga merasa keberatan dengan penetapan status tanahnya menjadi tanah musnah. Hal ini berujung pada penolakan warga terhadap proses penggantian untung tanah musnah dan meminta kompensasi dengan jumlah besar. (hib/web/bas)