RADARSEMARANG.COM, Demak – Buah belimbing khas Demak nyaris punah. Karena itu, Dinas Pertanian (Dispertan) Pangan Pemkab Demak terus berupaya mendorong masyarakat untuk membudidayakan buah tersebut. Kepala Dispertan Agus Herawan menyampaikan, budidaya belimbing jika ditekuni selain akan menghasilkan nilai ekonomis atau meningkatkan pendapatan juga bisa untuk mempertahankan ikon Demak sebagai penghasil buah belimbing.
“Jadi, warga bisa menbudidayakan buah belimbing ini, termasuk dipekarangan rumah yang masih kosong,”katanya. Di Demak sendiri popularitas buah belimbing telah kalah dengan jambu merah delima. Jambu air dengan rasa manis ini telah menjadi produk pertanian atau perkebunan yang menguntungkan.
Buah jambu delima dan citra sudah dikembangkan diberbagai desa dibeberapa kecamatan. Diantaranya di Kelurahan Betokan, Tempuran, Kelurahan Bintoro, Kecamatan Demak Kota dan lainnya. Hasil dari budidaya jambu ini telah merambah pasaran diberbagai daerah termasuk Jakarta dan Surabaya. “Jambu ini sudah lama berkembang dan cukup menghasilkan,”katanya.
Karena itu, agar tidak kalah dengan budidaya jambu delima dan citra, Dinpertan kembali menggalakkan penanaman belimbung khas Demak. Belimbing ini dari sisi sejarah sudah melegenda sejak zaman Walisongo. Dari itupula kemudian muncul tembang lir ilir..lir ilir penekno belimbing kuwi…lunyu lunyu penekno gawe mbasuh dodot iro. Tembang ini dipopulerkan Sunan Kalijaga.
“Buah belimbing asli Demak berupaya kita kembangkan lagi supaya identitas Demak yang dulu dikenal karena belimbingnya ini tidak hilang. Karena itu, warga Kabupaten Demak bisa memanfaatkan pekarangannya untuk menanam pohon belimbing sehingga kembali menjadi komoditas penting pertanian,”katanya. (hib/web/bas)