RADARSEMARANG.COM, Demak – Pemkab Demak melalui Dinas Pertanian (Dinpertan) Pangan bersama dengan organisasi perangkat daerah (OPD) terkait memberikan perhatian khusus kepada petani bawang merah. Dalam beberapa kali momentum saat harga bawang merah turun misalnya, ASN Pemkab Demak selalu memiliki kebijakan untuk memborong bawang merah hingga puluhan ton.
Seperti diketahui, diantara sentra bawang merah berada di DesaTempel, Kecamatan Wedung dan Desa Pasir, Kecamatan Mijen. Di Desa Kunir, Kecamatan Dempet juga banyak petani yang budidaya bawang merah. Bawang petani yang sudah dibeli dari sentra poduksi ini biasanya kemudian didistribusikan ke para ASN lewat dinas instansi masing masing. Beberapa bulan lalu misalnya, ada 7 ribu ASN yang diminta untuk membeli bawang merah petani tersebut. Aksi peduli petani ini diperlukan lantaran harga bawang jatuh.
Bupati Demak dr Eistianah mengawali memberikan contoh dalam membeli bawang merah tersebut. Bupati mengatakan, pembelian bawang merah milik petani ini sebagai salah satu cara agar petani dapat menikmati harga yang layak. “Kita beli bawang merah ini dengan harga Rp 15 ribu perkilogram. Dengan begitu, petani akan lebih untung,”katanya. Kebijakan ini dilakukan ketika harga bawang merah ditingkat petani hanya Rp 9 ribu perkilogram. Bahkan, saat panen pertama dulu harganya hanya Rp 4 ribu hingga Rp 6 ribu perkilogram. Harga yang rendah merugikan petani.
Bupati menambahkan, sebelum dibeli, Pemkab biasanya telah mendata petani bawang merah yang kategori petani kecil. “Kita ambil bawang merah dari petani yang kurang mampu,”ujarnya. Menurutnya, diwilayah Kabupaten Demak terdapat 6.301 hektare lahan pertanian yang ditanami bawang merah. Dari sisi produksi, bisa menghasilkan 8,3 ton perhektare. Bupati mengatakan, pihaknya telah meminta pemerintah pusat untuk membantu coldstorage atau tempat penyimpan hasil panen bawang merah.
“Sebetulnya, gerakan ASN membeli bawang merah belum menjadi solusi. Karena itu, kita usulkan agar ada coldstorage tersebut,”katanya. Wakil Ketua DPRD Demak, Zayinul Fata mengungkapkan, di Demak perlu dibangun pasar induk grosir khusus sayur mayur, termasuk untuk menampuang penjualan bawang merah.
“Ini agar dapat mengurangi risiko harga bawang yang murah. Dengan pasar tersebut, distribusi bawang akan lebih fokus,”katanya. Karena itu, ia menyambut baik Pemkab Demak yang telah menggalakkan gerakan ASN peduli petani bawang merah. Menurutnya, harga bawang jatuh telah membuat petani merugi.
“Karena itu, kedepan peran BUMDes sangat dibutuhkan untuk ikut menstabilkan harga kebutuhan pokok masyarakat, termasuk bawang merah ini,”katanya. Dia menuturkan, over produksi menjadi salah satu penyebab terjadinya harga bawang anjlok. Selain peran BUMDes, pemerintah juga mulai berpikir menggandeng pihak perusahaan swasta untuk ikut menyerap bawang petani. “Perlu ada kontrak sehingga perusahaan betul betul membeli bawang petani tersebut,”ujarnya. (hib/web/bas)
