33 C
Semarang
Saturday, 14 June 2025

Maksimalkan Potensi Desa, Branding Kampung KB dengan Program Unggulan

Artikel Lain

RADARSEMARANG.COM, Demak – Kegiatan kelompok kerja (Pokja) Kampung Keluarga Berencana (KB) di Aula Kecamatan Mranggen menjadi momentum untuk membranding desa. Salah satu caranya adalah memaksimalkan potensi desa dengan berbagai macam program unggulan.

Kepala Dinpermades P2KB Pemkab Demak, Taufik Rifai mengatakan, kegiatan pokja KB ini menjadi penting untuk koordinasi berbagai hal tentang pelaksanaan KB di desa di wilayah Kecamatan Mranggen.

Kegiatan ini dihadiri oleh kepala desa, ketua TP PKK, ketua beserta anggota Pokja Kampung KB di Kecamatan Mranggen, yaitu Kampung KB Desa Banyumeneng, Waru, dan Desa Tamansari. Acara dibuka oleh Camat Mranggen, Wiwin Edi Widodo, S.Sos, MM. Selaku camat, Wiwin mengapresiasi kegiatan pokja Kampung KB tersebut.

“Ini menjadi pelecut semangat  bagi semua. Tentu, kita  mengapresisasi terhadap program Kampung KB karena di kampung KB masyarakat diberikan bekal ilmu pengetahuan serta keterampilan untuk memaksimalkan potensi desa,”katanya.

Dengan adanya potensi desa ini, sebuah desa akan menjadi kampung yang berbeda di banding Dmdesa lainnya. Camat Mranggen Wiwin Widodo menyampaikan, pihaknya berharap besar kampung KB dapat memiliki value atau nilai, dan dapat membranding dirinya menjadi Desa yang unggul.

Kepala Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Mranggen, H. Nur Ali, S.Ag M.Pd.I saat menjadi narasumber dalam kegiatan ini menyampaikan mengenai kondisi pernikahan dini yang ada di Kabupaten Demak dan kecamatan Mranggen.

Menurutnya, banyak faktor-faktor yang menjadi latar belakang pernikahan dini.  Seperti faktor ekonomi, pendidikan, budaya masyarakat, dan perubahan tata nilai dimasyarakat , termasuk adanya pergaulan bebas, kehamilan pra nikah dan lainnya. Selain itu juga  terdapat dampak yang terjadi akibat adanya pernikahan dini.

Secara ekonomi, pernikahan dini akan semakin menyulitkan gerak langkah dalam membina keluarga. Sebab, apapun jika belum saatnya akan terasa kurang maksimal dalam memanfaatkan potensi diri. Termasuk dalam urusan ekonomi.

Dari sisi pendidikan, dimungkinkan juga berpotensi terbengkalai. Kondisi demikian, akan berdampak bagi pendidikan bagi anak-anaknya.

Menurutnya, budaya masyarakat juga cukup menentukan bagaimana arah atau orientasi hidup keluarga kecil. Karena itu, pernikahan dini diharapkan tidak terjadi karena bisa menimbulkan dampak psikologis dimana sangat berpengaruh terhadap arah hidup dari sebuah keluarga.

Pada kesempatan ini kepala KUA juga menghimbau agar kader di Kampung KB dapat memberikan edukasi kepada masyarakat agar dapat mencegah nikah dini di masyarakat.

“Berikan edukasi bagi masyarakat agar mereka mremahami dampak sosial ekonomi bila anak-anak mereka melakukan pernikahan dini,”ujarnya.

Seperti, memberdayakan anak dengan informasi, pendidikan dan keterampilan, mendukung kebijakan terhadap pencegahan pernikahan dini, mendidik dan menggerakan orang tua dan anggota komunitas, serta meningkatkan pemberdayaaan ekonomi keluarga.(hib/web/bas)


Artikel Terkait

Sementara Itu ..

Terbaru

Populer

Menarik

Lainnya